TEMPO Interaktif, Kediri - Rendahnya kesadaran waria di Kabupaten Kediri untuk memeriksakan kesehatan membuat petugas kesehatan khawatir. Banyaknya waria yang melacurkan diri berpotensi menularkan virus HIV/AIDS.
Kabid Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kabupaten Kediri Nur Munawaroh mengatakan komunitas waria ini memiliki risiko tinggi penularan HIV/AIDS. "Banyak waria di sini yang melakukan praktek prostitusi," kata Nur kepada Tempo, Rabu (16/3).
Komunitas ini, menurut Nur, juga mewarnai daftar penderita HIV/AIDS positif di Kediri. Data Dinas Kesehatan menunjukkan jumlah korban meninggal akibat virus ini mencapai 224 orang sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1996 silam.
Tingginya risiko waria inilah yang membuat Dinas melibatkan perwakilan waria dalam pencegahan dan pemeriksaan kesehatan mereka.
Ketua Persatuan Waria eks-Karesidenan Kediri (Perwaka) Ikke Pradasari mengatakan rendahnya tingkat pendidikan waria menjadi kendala gerakan anti HIV ini. "Waria rata-rata lulusan SD dan SMP," kata Ikke.
Butuh kerja keras bagi pengurus Perwaka untuk membujuk waria agar mau memeriksakan diri. Bahkan tak jarang Ikke mengancam anggotanya yang dinilai membandel. "Saya ancam pakai semprotan rambut kalau menolak diperiksa," kata Ikke tertawa.
Dia mengakui aktivitas seksual anggotanya cukup tinggi terutama di malam hari. Namun dia membantah hal itu akibat kebutuhan ekonomi. Menurut dia para waria itu memiliki pekerjaan tetap seperti salon.
HARI TRI WASONO