TEMPO Interaktif, Sidoarjo - Ekspor udang dari Sidoarjo ke Jepang terhenti, sejak bencana tsunami menerjang Jepang Jum'at pekan lalu. Padahal sebelum bencana datang setiap hari, Sidoarjo mengekspor udang ke Jepang per hari mencapai 3 ton-5 ton.
"Perusahaan Jepang mengurangi impor udang. Sampai batas waktu yang tak bisa ditentukan," kata eksportir udang, Ali Ridho, Kamis (17/3).
Ia khawatir, jika pasokan udang ke Jepang dihentikan akan merugikan petani tambak. Alasannya, selama ini Jepang merupakan pasar utama ekspor udang Sidoarjo. Selain itu, juga akan mempengaruhi harga udang di pasaran. Bahkan, sejumlah pengusaha telah membatalkan pesanan pasokan udang.
Perusahaan Jepang, katanya, tertarik menerima pasokan udang Sidoarjo karena kualitasnya lebih bagus. Selain itu, udang yang dibudidayakan adalah udang organik yang tak mengandung bahan kimia. Kini, sekitar 3 ribuan petani tambak udang menerapkan budidaya udang organik.
Jenis udang yang diekspor ke Jepang antara lain udang Windu dan vannamei. Udang tersebut dipasok langsung dari petani budidaya udang.
Kepala Dinas Perindustrian, Koperasi dan Energi Sumberdaya Mineral, Maksum menilai ekspor udang tak mengalami penurunan signifikan. Namun, tak menutup kemungkinan jika pekan depan pasokan terus menurun. Lantaran, perekonomian di Jepang belum pulih pasca bencana alam tsunami tersebut. "Pasokan mulai mengalami penurunan," ujarnya.
EKO WIDIANTO