"Tidak hanya untuk laut, proyeksi kita, tahun 2014 seluruh kekuatan pokok TNI akan dilakukan secara mandiri," kata Purnomo disela-sela peluncuran KRI Banda Aceh 593 di PT PAL Surabaya, Senin 21 Maret 2011.
Menurut Purnomo, target ini ditandai dengan akan segera dimulainya produksi kapal perusak kawal rudal (PKR). Pembangunan kapal perang PKR ini rencannya akan menggandeng perusahaan galangan kapal Belanda dengan teknisi sepenuhnya dilakukan oleh PT PAL.
Selain pembangunan PKR, industri galangan dalam negeri saat ini juga mulai diarahkan untuk membangun kapal selam. "Kapal selam harus dikaji lebih serius, harus bisa menyesuaikan kondisi perairan dangkal seperti di barat dan perairan dalam seperti di TImur Indonensia," imbuh mantan Menteri ESDM ini.
Ditempat yang sama, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan, jika pembangunan PKR berhasil, bisa dipastikan pembangunan kapal perang lainnya akan lebih mudah dilakukan. "PKR tergolong paling rumit karena mempunyai sistem managemen tempur berbasis teknologi informasi dan mampu menghadang diatas air maupun menghadapi kapal selam," kata dia.
Kerjasama dengan Belanda ini setidaknya akan menguntungkan Indonesia khususnya dari sisi transfer teknologi. Sehingga setelah pembangunan PKR yang rencananya akan rampung pada 2014, PT PAL langsung bisa mandiri dengan membangun PKR sendiri tanpa harus bekerjasama dengan industri galangan luar negeri.
Sementara itu, KRI Banda Aceh yang saat ini diresmikan disusun oleh PT PAL yang bekerjasama dengan ahli dari Korea Selatan. KRI Banda Aceh sendiri berjenis Landing Platform Dock 125 meter.
KRI Banda Aceh dilengkapi dengan lambung ganda (double bottom) serta pemecah gelombang (bow thruster). KRI Banda Aceh merupakan kapal kedua setelah tahun lalu PT PAL dengan ahli Korea Selatan menyelesaikan dan menyerahkan KRI Banjarmasin 592.
FATKHURROHMAN TAUFIQ