Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Kediri dr Fauzan Adzima mengatakan, angka tersebut merupakan temuan petugas kesehatan di Puskesmas maupun Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kediri dalam kurun waktu 2010. Mereka terdeteksi mengalami gangguan kejiwaan dalam berbagai kategori. "Ini temuan yang cukup mengejutkan," kata Fauzan kepada Tempo, Selasa (22/3).
Para penderita ini juga berasal dari berbagai usia dengan mayoritas kelas menengah bawah. Faktor utama gangguan ini, menurut Fauzan, akibat tekanan ekonomi yang semakin berat. Hal itu terungkap dari pengakuan keluarga maupun riwayat kehidupan pasien sehari-hari.
Dari angka 3.400 jiwa tersebut, 50 di antaranya mengalami gangguan jiwa berat dan harus dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa Menur di Surabaya dan Lawang. Sementara penderita lainnya mengalami depresi, stres, dan tingkatan lain yang masih bisa disembuhkan melalui perlakuan khusus.
Fauzan menambahkan, faktor keturunan turut memicu tingginya jumlah penderita gangguan jiwa. Situasi ini menurut dia jauh lebih sulit disembuhkan dibandingkan pasien lain yang terdampak persoalan ekonomi. "Bahkan ada satu keluarga yang gila semua karena keturunan," kata Fauzan.
Data Dinas Kesehatan Kota Kediri menunjukkan jumlah penderita gangguan jiwa ini meningkat pesat dibandingkan temuan tahun 2009 silam. Tingginya beban ekonomi masyarakat dalam kurun waktu itu menjadi penyebab keadaan ini. Selain itu intensitas petugas kesehatan untuk menjaring penderita gangguan jiwa di masyarakat yang tersebar dalam tiga kecamatan juga meningkat.
Wali Kota Kediri Samsul Ashar mengatakan akan mendirikan Rumah Sakit Jiwa untuk menolong mereka. Rencananya bangunan RSUD Gambiran yang berada di Jalan Wakhid Hasyim akan dialihfungsikan menjadi rumah sakit jiwa dan rehabilitasi narkoba. "Itu nanti kalau pembangunan rumah sakit yang baru selesai," kata Samsul.
HARI TRI WASONO