TEMPO Interaktif, Jakarta - Bank Mandiri membukukan volume pembiayaan perdagangan (belum diaudit) sebesar US$ 10,226 miliar sepanjang 2010. Jumlah tersebut meningkat 5,4 persen dibandingkan tahun 2009.
Hal ini mendorong peningkatan penguasaan pangsa pasar Bank Mandiri pada bisnis ini hingga mencapai 20 persen pada 2010 untuk bank garansi, 21 persen untuk transaksi ekspor, 12 persen untuk transaksi Impor.
"Data tersebut belum termasuk transaksi Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN)," ujar Executive Vice President Coordinator Consumer Finance Bank Mandiri Mansyur S. Nasution di Hong Kong, dalam siaran pers hari ini (24/3).
Layanan pembiayaan perdagangan tahun 2010 didominasi oleh transaksi SKBDN dan bank garansi yang mencapai 80 persen dari total transaksi perdagangan Bank Mandiri, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 15 persen.
Bank melanjutkan fokus pada manajemen arus kas perusahaan. "Bank Mandiri berusaha memberikan solusi komprehensif agar perusahaan dapat mengatur siklus kas dengan lebih efektif dan efisien, diantaranya dengan solusi pembiayaan perdagangan dan jasa," katanya.
Sekitar 90 persen transaksi ekspor impor Indonesia dilakukan dengan remittance (non L/C). Bank Mandiri melengkapi layanan perdagangannya dengan produk Supply Chain Financing dan produk pembiayaan non L/C.
Dengan solusi Supply Chain Financing Mandiri ingin menjadi mitra bisnis yang memberikan nilai tambah bagi nasabah, baik dari sisi pembeli maupun pemasok. Solusi ini memungkinkan nasabah korporat yang bertindak sebagai pembeli mendapatkan fleksibilitas dalam penetapan Terms of Payment tanpa mengorbankan arus kas penjual atau pemasok.
FEBRIANA FIRDAUS