TEMPO Interaktif, Jakarta - Bank Indonesia tidak keberatan dengan wacana beberapa bank pelat merah yang akan melakukan tukar guling antara obligasi rekap dan saham. Sementara itu, para bankir lebih memilih untuk menunggu kondisi pasar yang menguntungkan untuk melepas obligasi rekap ini.
"Kalau kita sih oke saja, karena enggak ada ketentuan BI yang dilanggar, selama pemegang saham dan yang diakusisi sepakat, apalagi pemegang sahamnya sama dengan yang keluarin obligasi rekap," ujar Kepala Biro Humas Bank Indonesia Difi Ahmad Johansyah pada Tempo lewat pesan pendek, Jum'at (25/3).
Wacana pelepasan obligasi rekap yang bakal dilakukan bank-bank pelat merah semakin santer. Terakhir, Bank BNI mengaku sudah lama menginginkan obligasi rekap bisa dilepas atau ditukar guling lewat saham perusahaan jasa keuangan. Dalam hal ini sekuritas.
Menteri Keuangan Agus Martowardojo sendiri sudah memberikan lampu hijau atas rencana ini. Meski tetap menyertakan beberapa pra syarat. Yakni terkait jenis obligasi tradable atau non tradable alias bisa diperdagangkan.
Menanggapi hal ini, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Riswinandi menilai pelepasan obligasi rekap harus dipikirkan secara matang. Ris sendiri mengakui, Bank Mandiri saat ini sedang mengincar satu perusahaan jasa keuangan lagi, setelah bank dan asuransi. Dan peluang untuk menggunakan obligasi rekap itu ada. Meski masih berupa wacana.
Ris melanjutkan, melepas obligasi rekap itu juga butuh penyesuaian dengan peraturan pemerintah. "Kalau obligasi rekap itu kan masalah belinya, tentu kita menyesuaikan dengan pemerintah. Kalau memang diperkenankan tentu kita optimalkan," katanya saat ditemui wartawan di Gedung Plasa Mandiri, Jumat (25/3).
Selain itu, katanya, Bank Mandiri memilih untuk mencermati pasar. "Melepas obligasi rekap itu juga lihat pasarnya berapa, kita enggak bisa nekad nglepasin. Misalnya
98, masak kita mau lepasin. Kalau memang pricenya di atas 100, yah itu baru mungkin bermanfaat," katanya.
Ditemui di tempat terpisah, Direktur Utama Bank BTN Iqbal Lantaro mengaku tidak risau dengan wacana pelepasan obligasi rekap. Sebab, obligasi rekap Bank BTN hanya mencapai Rp 7 triliunan-an. Sedangkan, yang tradable hanya kurang dari Rp 1 Triliun.
"Kita tidak terlalu merisaukan lah. Kalau ada yang mau beli yang kita jual, kalau enggak ya kita pegang. Ini orang kan banyak yang agak bingung, kenapa bingung, karena dulu referensinya kan SBI 3 bulan. Sekarang, SBI 3 bulannya tidak ada, kita pakai surat utang negara, itu logika orang," kata Iqbal saat ditemui wartawan di Menara BTN.
FEBRIANA FIRDAUS