TEMPO Interaktif, Cilegon -Antrean kendaraan truk barang menuju Pelabuhan Merak, Banten hingga hari ini (25/3) masih saja terjadi. Antrean bahkan sudah memasuki kawasan jalan tol Tangerang-Merak. Hal ini terjadi menurut pengamat transportasi Bambang Haryo akibat buruknya regulasi di penyeberangan ke Bakaheuni tersebut.
"Regulasi yang buruk itu yang menyebabkan antrean truk terus terjadi terjadi,” kata wakil ketua DPP Asosiasi Ferry Indonesia itu Jumat (25/3).
Menurut Bambang, regulasi yang buruk itu diantaranya adalah ketentuan yang mengharuskan kapal-kapal di rute tersebut berlayar hanya dengan kecepatan 7 knot atau jauh dibawah kemampuan kapal yang sebenarnya bisa mencapai 14 knot. Hal tersebut telah membuat mesin kapal menjadi cepat rusak. "Setahu kami kapal diminta jalan 7 knot itu karena waktu tempuh yang disediakan 2 jam. Padahal waktu tempuh kapal-kapal di Merak itu setengah jam juga bisa," katanya.
Selain itu, kerusakan kapal juga disebabkan karena biaya operasional dan perawatan yang tersedia jauh lebih rendah dari tarif penyeberangan yang diberlakukan saat ini. "Meski tidak populis, tapi kenaikan tarif ini harus diambil jika penyeberangan mau bagus dan baik,” ujar Bambang.
Bambang mengatakan tarif ideal yang harus diberlkukan di rute Merak-Bakauheuni sebagi rute komersial, adalah dua kali lipat lebih besar dari tarif yang diberlakukan di rute printis. Penyebab kerusakan kapal lainnya adalah tidak adanya pemecah gelombang, dan banyaknya truk yang membawa muatan lebih. "Gonta-ganti kru juga menyebabkan sering kali ada adaptasi atau proses belajar. Hal itu menyebabkan kapal cepat rusak," katanya.
Bambang menegaskan, dalam waktu dekat ini perubahan regulasi terkait penyebab kerusakan kapal tersebut harus segera dilakukan. Langkah-langkah tersebut diantaranya dengan melakukan pengelompokan kapal berdasarkan kecepatan dan ukuran dalam penempatannya disetiap dermaga.
Sementara itu, Pelaksana tugas Direktur Utama PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry, Sirajudin Saini, mengatakan, PT ASDP sudah berupaya untuk mengurai antrean yaitu dengan menambah satu lagi kapal bantuan untuk membantu mengurai antrean truk angkutan barang yang tak kunjung selesai.
Kapal tersebut yaitu Kapal motor penumpang (KMP) Raja Enggano yang didatangkan dari Bengkulu dengan kapasasitas angkut sekitar 30 truk. kelebihan dari kapal itu, yakni dapat melakukan pelayanan sebanyak 10 trip selama 24 jam.
Menurut Sirajudin, kapal bantuan tersebut diperkirakn akan tiba di Pelabuhan Penyeberangan Merak pada Jumat Malam (26/3). Menurutnya, antrean kendaraan yang saat ini terjadi disebabkan oleh naiknya volume kendaraan dari 2.400 per hari menjadi 3.500 per hari. “Peningkatan itu jelas mempengaruhi kondisi pelabuhan,” katanya.
WASI'UL ULUM