TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Umum Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa mengungkapkan presiden Susilo Bambang Yudhoyono tengah menggodok kontrak koalisi terbaru. "Presiden sedang memperbaiki aturan koalisi agar lebih solid," ujar Hatta di Kantor Presiden, Senin 28 Maret 2011. Hatta berharap koalisi ke depan akan solid dan kompak apa pun isi kontrak koalisinya
Perbaikan aturan koalisi itu dilakukan setelah adanya pelanggaran kesepakatan oleh dua partai koalisi yaitu Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Golkar. Setelah dua partai itu ikut mendukung penggunaan hak angket Bank Century dan Mafia Pajak. Padahal, partai pendukung koalisi sudah menyepakati penolakan penggunaan hak angket itu. Presiden akan mempertegas reward dan punishment.
Namun, Hatta enggan berkomentar apakah PAN mengusulkan kepada Presiden mengenai detail poin-poin aturan dalam draf baru kontrak koalisi. Ia juga menolak menanggapi apakah SBY mencantumkan poin-poin reward and punishment. “Saya tidak komentar,” ujarnya.
Hatta mengatakan jika kesepakatan itu hanya diatur dalam kontrak bisa kapan saja dilanggar. Berbeda jika, kesepakatan berdasarkan hati maka semuanya akan berjalan dengan baik. "Setebal apa pun kontrak yang dibuat, selalu saja ada ruang untuk mencederai kontrak kalau di hatinya nggak ada (kemauan). Tapi, kalau di hatinya ada keinginan luar biasa untuk bersama sama memajukan koalisi, setipis apa pun kontraknya, selalu saja ada ruang untuk bersama-sama,” katanya.
EKO ARI WIBOWO