Keberhasilan pihak penentang Moamar Ghadafi merebut Brega dan Ras Lanur mampu meyakinkan pasar bahwa infrastruktur minyak penting Libya sebagian besar masih utuh. Dan ekspor minyak Libya kemungkinan dapat lebih cepat pulih bila rezim Ghadafi tumbang.
Harga minyak mentah jenis sweet crude untuk kontrak bulan Mei dipasar Asia perdagangkan pada level US$ 104,84 per barel, atau turun US$ 0,56 (0,53 persen) dari penutupan Jumat lalu. Sedangkan untuk jenis Brent juga turun US$ 0,69 (0,6 persen) menjadi US$ 114,9 per barel.
“Kami memperkirakan harga minyak masih akan konsolidasi dikisaran US$ 102 – US$ 107 per barel sebelum melanjutkan penguatan lebih lanjut,” ujar Jim Ritterbusch, kepala penasehat perdagangan di Ritterbusch & Associates.
Meskipun pasar terus memonitor kerusuhan di Bahrain, Yaman dan Suriah, namun kekhawatiran terhadap minyak terlihat lebih stabil. Pasukan penguasai Bahrain yang menembaki para demonstrans para hari Sabtu kemarin.
Ritterbusch juga menambahkan, menguatnya indeks Dow Jones industri selama enam hari dalam tujuh hari terakhir mengindikasikan bahwa kenaikan harga minyak belum menjadi penghalang bagi kegiatan ekonomi. Hal ini bukan berarti bahwa pemulihan ekonomi tidak akan akan terpengaruh oleh kenaikan harga minyak.
“Jika minyak gagal melanjutkan kenaikan, namun tetap berada di level tinggi seperti saat ini sudah cukup bisa membuktikan penurunan pertumbuhan ekonomi dinegara – negara barat,” ujar Frederic Neuman, wakil kepala rset ekonomi di HSBC. Lonjakan harga minyak masih akan dianggap sebagai penghambat pemulihan ekonomi, dan mendorong bank – bank sentral harus mengatur kebijakan moneternya.
“Menguatya dolar terhadap euro juga menjadi faktor penurunan harga minyak. Estimasi membaiknya data ekonomi Amerika Serikat (AS) dan komentar pejabat bank sentral Philadelphia, Charles Plosser bahwa kebijakan moneter harus segera dinormalisasi dalam waktu yang tidak terlalu lama memberikan sentimen positif bagi dolar AS,” paparnya.
Setelah menguat cukup tajam hingga ke level US$ 1,42 karena ekspektasi akan segera menaikkan suku bunga, mata uang uni Eropa jatuh ke US$ 1,4 karena terbebani kekhawatiran krisis utang Portugal.
Euro siang ini ditransaksikan dilevel US$ 1,4070, atau turun 0,0019 (0,13 persen). Dengan menguatnya dolar membuat harga minyak menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya sehingga menurunkan permintaan.
Indeks dolar AS terhadap enam mata uang rival utamanya sore ini menguat 0,076 poin (0,1 persen) ke level 76,293.
MARKETWATCH/VIVA B. KUSNANDAR