TEMPO Interaktif, Kupang - Sedikitnya 469 orang atau 117 kepala keluarga (KK) di Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengungsi ke kantor camat setempat, setelah banjir kembali melanda wilayah mereka. "Hari ini banjir yang terjadi lebih besar, dibanding kemarin," kata Kepala Desa Lasaen, Bernadus Nakseran yang menghubungi Tempo di Kupang, Selasa (29/3).
Tinggi banjir yang melanda wilayah itu mencapai 2 meter atau setinggi rumah milik warga.Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Banjir terjadi akibat meluapnya sungai Benanain dan jebolnya tanggul penahan banjir di Daerah Aliran Sungai (DAS) bersamaan dengan tingginya curah hujan.
Menurut Bernadus, desanya kini telah terisolir akibat banjir tersebut, namun tim siaga bencana berhasil mengevakuasi para ibu hamil dan anak-anak ke tempat pengungsian di kecamatan. "Kita tidak bisa keluar dari desa. Kalau keluar berarti mati," ujarnya.
Banjir juga menghanyutkan ternak dan merusak tanaman pertanian. Bernadus mengaku belum memprediksi berapa besar kerugian akibat banjir tersebut.
Hingga kin, emerintah setempat belum melakukan tindakan tanggap darurat terkait bencana banjir yang melanda wilayah itu. "Sekarang kita pasrah saja," ujarnya.
Baca Juga:
Sehari sebelumnya, banjir serupa melanda kecamatan itu dan merendam sedikitnya 10 dari 16 desa di daerah itu. Banjir yang melanda kemarin hanya setinggi 1,5 meter mengakibat ratusan rumah rusak akibat banjir itu.
YOHANES SEO