Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Petani Keluhkan Anjloknya Harga Tomat  

image-gnews
TEMPO/Kink Kusuma Rein
TEMPO/Kink Kusuma Rein
Iklan
TEMPO Interaktif, Poso  - Melorotnya harga buah tomat di kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah membuat petani kecewa. Mereka menilai pemerintah tak bisa melindungi hasil jerih payahnya. Di tingkat produsen harga tomat hanya dihargai Rp 500 per kilogram

“Uang 500 perak buat beli apa? Sebanyak-banyaknya tomat toh harganya paling banyak Rp 30 ribu.,” ujar Jhon Marju, petani asal Lore Selatan. Rabu (30/3).

Di wilayahnya, Lembah Napu, kata dia, memang kini sedang panen raya buah tomat. Tapi untuk panen pertama saat ini, harganya betul-betul anjlok. Padahal biasanya harga tomat di tingkat pembeli bisa mencapai Rp 3000 – Rp 4000 perkilogram, namun saat ini anjlok menjadi Rp 500 per kilonya.

Untuk itu, ia meminta Pemkab Poso bisa mencarikan solusi buat petani. “Untung masih ada buah sayuran lain yang tak ikut anjlok harganya, jadi bisa menutupi,” imbuh Jhon.

Saat ini petani di Kecamatan Lore kawasan Lembah Napu sedang musim panen raya tomat. Kecamatan Lore merupakan sentra produksi sayur-sayuran antara lain cabai, kentang, kubis, sawi, daun bawang, bawang merah, wortel, dan tomat.

Biasanya, pedagang berasal dari luar daerah itu seperti Kalimantan Timur dan Gorontalo membeli langsung kepada petani.  "Tapi sudah berlangsung dua pekan terakhir ini, tidak satu pun pedagang dari luar Sulteng yang datang membeli hasil panen petani," katanya.

Sementara itu petani di Desa Bora dan Biromaru Kabupaten Sigi, membagi-bagikan tomat dari hasil kebunnya kepada masyarakat sebagai bentuk protes anjloknya harga tomat. Hingga kini harga tomat di kalangan pedagang pengumpul terus anjlok mencapai Rp 800 per kilogramnya.

Tini, salah satu petani menyatakan kecewa atas merosotnya harga tomat di daerahnya.  Biasanya, kata dia, harga tomat bisa mencapai Rp 5 ribu per kilogram, tapi kini hanya Rp 800 per kilogram. “Harga itu sama sekali tak menutupi ongkos kerja dan pembelain obat-obatan, Lebih baik dibagi-bagikan saja kepada masyarakat” jarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain dipasarkan di Sigi, tomat dari Sigi biasanya juga dijual di luar Sigi, seperti di pasar-pasar tradisional di Kota Palu, dan Kabupaten Donggala.  Di Sigi saat ini diperkirakan terdapat sekitar seratus petani tomat yang sedang memanen hasil kebunnya.

Pantauan di pasar tradisional Kota Palu harga tomat hanya Rp 2000 per kilogram, padahal biasanya bisa Rp 6 ribu per kilogram, bahkan bisa mencapai Rp 12 ribu per kilogram bila tak musim panen tomat. “Tomat terlalu banyak, sementara permintaan sedikit, jadi harga dipasaran turun drastis,” ujar Khalid, salah seorang pedagang di pasar induk Masomba, Palu.

DARLIS

 

 

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

1 hari lalu

Sejumlah buruh tani menanam benih padi. TEMPO/Budi Purwanto
Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.


Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

3 hari lalu

Seorang pekerja mengangkut pupuk urea bersubsidi dari Gudang Lini III Pupuk Kujang di Pasir Hayam, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. (ISTIMEWA)
Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.


Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

3 hari lalu

Seorang pembeli memilih buah Manggis yang dijajakan masyarakat di jalan nasional menuju Banda Aceh, di kawasan Meureudu, Kec. Simpang Tiga, Kab. Pidie, Aceh. Selasa (10/7). ANTARA/Rahmad
Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.


Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

14 hari lalu

Warga melihat kondisi bangunan yang terseret banjir lahar dingin di Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Sabtu, 6 April 2024. Data Nagari Bukik Batabuah menyebutkan  banjir lahar dingin  yang terjadi pada Jumat (5/4) itu menerjang 17 unit mobil dan sejumlah motor dan 40 rumah, tiga di antaranya rusak berat, serta areal pesawahan dan memutus sementara jalan alternatif mudik Pekanbaru - Padang.   ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.


Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

26 hari lalu

Pemandangan sawah teras siring di Jatipurno Wonogiri. Maps.Google/Novi Ardianto
Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.


Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

28 hari lalu

Presiden RI Jokowi (tengah mimbar) didampingi Menteri Pertanian, Bupati Sigi dan Gubernur Sulawesi Tengah meresmikan rehabilitasi dan rekonstruksi Bendung D.I Gumbasa dengan membunyikan sirene secara bersama-sama. (ANTARA/Moh Salam)
Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.


Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

29 hari lalu

Petani memanen padi di Padangan, Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis 7 Maret 2024. Sekitar 20 hektare lahan pertanian di kawasan itu terdampak banjir akibat tanggul waduk jebol. ANTARA FOTO/Muhammad Mada
Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.


Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

37 hari lalu

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

Kukar merupakan daerah lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Timur


Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

40 hari lalu

Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

Program pengairan dan alsintan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Kukar.


Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

50 hari lalu

Para pekerja membongkar muat ikan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Selasa, 23 Januari 2024. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan nilai ekspor hasil perikanan di dalam negeri pada 2024 sebesar USD7,20 miliar atau setara Rp112,1 triliun. Angka tersebut naik signifikan dari realisasi ekspor produk perikanan hingga November 2023, di mana nilai sementara ada di kisaran USD5,6 miliar atau setara Rp87,25 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

Isu soal pertanian dan subsidi perikanan belum disetujui dalam KTM13 WTO di Abu Dhabi lalu. Meski demikian, sudah disetujui sekitar 80 member WTO.