Hingga saat ini, PT Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Cabang Utama Merak, belum mampu mengurai antrean truk tersebut secara permanen.
Pantauan Tempo, ekor antrean truk yang terjadi saat ini masih berada di jalan tol Tangerang- Merak kilometer 96 atau sekitar 7 kilometer dari Pelabuhan Merak. Bahkan, PT Marga Mandala Sakti (PT MMS) selaku pengelola jalan tol Tangerang-Merak kembali mengeluarkan kendaraan pribadi, bus di gerbang tol Cilegon Barat.
Kepala PT Indonesia Ferry Cabang Utama Merak La Mane mengaku, antrean truk yang terjadi ini karena adanya peningkatan volume kendaraan sebesar 17 persen dari rata-rata normal yaitu 2300 -2400 kendaraan setiap harinya. “Saat ini volume kendaraan meningkat 17 persen,” kata La Mane, Kamis (31/3).
La Mane mengatakan, antrean truk ini juga disebabkan banyaknya kapal-kapal yang melakukan docking atau perbaikan, serta cuaca buruk yang mengakibatkan kapal-kapal mengalami kesulitan untuk melakukan bongkar muat. “Memang masalah cuaca saat ini sedikit kurang bersahabat,” katanya.
Untuk menyeberangkan truk-truk yang antre itu, PT ASDP Indonesia Ferry telah mengoperasikan sebanyak 22 kapal. “Saat ini 22 kapal yang dioperasikan untuk mengangkut truk yang akan melakukan penyeberangan,” ujar La Mane.
Antrean truk yang terjadi di Pelabuhan Merak ini sudah terjadi sejak Desember 2010 lalu. PT ASDP sebagai operator pelayanan penyeberangan belum mampu mengatasi antrean tersebut.
Sebelumnya, pengamat transportasi Bambang Haryo menyatakan, untuk bisa melancarkan penyeberangan Merak-Bakauheni regulator (Kementerian Perhubungan) harus bisa mengubah regulasi yang saat ini diterapkan. "Pemicu kemaceten di Merak sangat komplikatif, dan regulasinya harus diperbaiki,” kata Bambang yang juga sebagai Wakil Ketua DPP Asosiasi Ferry Indonesia.
WASI'UL ULUM