TEMPO Interaktif, Jakarta - Bank Indonesia menyatakan adanya ketidakpastian membuat tren inflasi inti year on year (Maret 2011 terhadap Maret 2010) terus naik. Ketidakpastian ini berasa dari faktor luar. "Pertama ketidakpastian pada harga minyak, dan ketidakpastian terhadap harga komoditas," kata kata juru bicara Bank Indonesia Difi Ahmad Johansyah di Jakarta, Jumat (31/3).
Ketidakpastian harga minyak dan komoditas ini lantaran semakin berlarutnya konflik di Timur Tengah dan Afrika Utara. Sedangkan, ketidakpastian harga minyak dan komoditas diikuti pula oleh kenaikan harga emas. Apalagi, perilaku investor yang cenderung memborong emas, di tengah kondisi ketidakpastian global.
Kenaikan harga emas sepanjang Maret ini telah mengerek tingkat inflasi inti year on year. Inflasi inti naik sebanyak 4,45 persen dari Februari lalu sebesar 4,36 persen, karena sumbangan inflasi emas dan perhiasan sebesar 0,02 persen.
Data Badan Pusat Statistik, menyebutkan inflasi inti tahun naik hingga 4,45 persen. Sebelumnya, inflasi inti tahunan pada Desember mencapai 4,28 persen, pada Januari di level 4,18, dan pada Februari kemarin kembali naik ke level 4,36 persen.
Inflasi inti merupakan inflasi barang dan jasa yang perkembangan harganya dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi secara umum. Seperti ekspektasi inflasi, nilai tukar, keseimbangan permintaan dan penawaran. Sifatnya cenderung permanen dan umum.
Tren kenaikan inflasi inti ini sebenarnya bisa dirasakan sejak awal bulan. "Ini efek tiga bulan," kata Difi. Bank Indonesia menilai tingkat inflasi inti masih stabil. Tapi untuk memitigasinya, Bank Indonesia sejak awal tahun memutuskan untuk menolerir penguatan Rupiah. Sayangnya, Difi enggan menyebutkan level toleransi penguatan rupiah yang dimaksud.
Meski demikian, soal penguatan rupiah tersebut, BPS menilai masih aman untuk kinerja ekspor. "Penguatan rupiah belum berdampak pada penurunan ekspor. Buktinya ekspor kan masih naik. Penguatan rupiah berlangsung lama juga. Masih aman," ujar Rusman.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik juga mengumumkan inflasi Maret mengalami deflasi sebesar 0,32 persen. Kenaikan harga emas sepanjang Maret ini telah mengerek tingkat inflasi inti tahunan (Maret 2011terhadap Maret 2010). Inflasi inti naik 4,45 persen dari Februari lalu sebesar 4,36 persen, karena sumbangan inflasi emas dan perhiasan sebesar 0,02 persen.
Data Badan Pusat Statistik, Jumat (31/3), menyebutkan inflasi inti tahun naik hingga 4,45 persen. Sebelumnya, inflasi inti tahunan pada Desember mencapai 4,28 persen, pada Januari di level 4,18, dan pada Februari kemarin kembali naik ke level 4,36 persen.
Inflasi inti merupakan inflasi barang dan jasa yang perkembangan harganya dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi secara umum. Seperti ekspektasi inflasi, nilai tukar, keseimbangan permintaan dan penawaran. Sifatnya cenderung permanen dan umum.
FEBRIANA FIRDAUS