Menurut Direktur Keuangan PLN, Setio Dewo Anggoro, penurunan laba bersih tersebut lebih disebabkan karena faktor pendapatan lain-lain yang negatif sehingga menjadi beban. "Terutama beban bunga dan kenaikan yang menunjukkan peningkatan dibanding tahun lalu," ujar Dewo di Jakarta, Jumat (1/4).
Dewo menjelaskan kenaikan beban bunga tersebut karena adanya pendanaan utang lebih besar dari pihak ketiga untuk mendanai proyek-proyek PLN menjelang akhir tahun. Tahun 2009 beban bunga tersebut hanya sebesar Rp 5,9 triliun, dan tahun 2010 beban bunga tersebut naik menjadi Rp 6,01 triliun.
Penurunan laba juga disebabkan karena keuntungan kurs mata uang asing yang berkurang. Tahun 2009 keuntungan kurs dapat mencapai Rp 7,57 triliun, sedangkan tahun lalu hanya Rp 2,23 triliun. Selain itu, PLN juga mencatat adanya beban lain-lain yang mencapai Rp 1,8 triliun pada tahun 2010 sehingga mengakibatkan laba bersihnya menjadi turun.
Secara kesuluruhan, dalam neraca konsolidasi dan laporan laba rugi tahun 2010, perusahaan setrum tersebut sebenarnya berhasil mencatat kenaikan pendapatan dari penjualan tenaga listrik sebesar 14,2 persen dibanding tahun 2009.
Tahun 2010 pendapatan penjualan tenaga listrik PLN mencapai hingga Rp 102,9 triliun. Sedangkan tahun 2009, pendapatan penjualan tenaga listrik hanya sekitar Rp 90,2 triliun. "Peningkatan pendapatan tersebut karena kenaikan jumlah pelanggan tahun 2010 sebanyak 2,3 juta pelanggan," papar Dewo.
GUSTIDHA BUDIARTIE