TEMPO Interaktif, Jayapura -Banjir yang melanda Distrik Aradide dan Ekadide, Paniai, Papua, dua pekan lalu, mengakibatkan belasan orang tewas. Hingga siang hari ini, ketinggian air di dua distrik tersebut sekitar 2-3 meter.
Markus You, warga Paniai mengatakan, dari data yang diperoleh, sudah sebanyak 16 orang meninggal. “Itu datanya dari para pengungsi, tapi dari posko penanggulangan bencana disebutkan 13 orang meninggal,” ujarnya, Jumat (1/4).
Banjir tersebut mengakibatkan ribuan warga mengungsi ke tempat lebih tinggi.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Paniai, Maria Mote mengatakan, warga yang mengungsi di lokasi yang lebih tinggi memanfaatkan tenda dan tidur seadanya. Mereka sangat rentan terkena penyakit. “Air bersih juga kurang, ini yang mungkin harus diperhatikan,” ujarnya.
Akibat banjir, ribuan pelajar terpaksa menghentikan proses belajar mengajar. Genangan banjir juga melanda Distrik Bibida dan Bogobaida. “Semuanya terendam, memang informasinya ribuan pelajar tidak bisa sekolah karena kelas mereka terendam banjir,” kata Direktur LSM Kompak, Usman Fabanyo, Jumat (1/4).
Baca Juga:
Kompak yang berkonsentrasi untuk penanggulangan bencana, terus memantau aliran pengungsi dan membuat rencana penyelamatan di Paniai.
Ia juga mengatakan, peristiwa itu telah menewaskan sedikitnya belasan warga di dua distrik. “Ada sekitar belasan yang meninggal, tapi masih simpang siur, ada yang bilang 13 ada juga yang lebih, kita masih cari informasinya benarnya,” ujarnya.
Sementara itu, sebanyak 10 jenazah korban kecelakaan speed boat akibat banjir bandang di Danau Paniai pada Jumat (25/3) lalu, dimakamkan secara tradisional oleh keluarganya kemarin sore. Pemakaman tradisional ini dilakukan dengan cara menenggelamkan kembali jenazah ke dalam danau.
“Model pemakaman ini sesuai adat kami. Ini maksudnya agar mereka yang meninggal di dalam air tetap di dalam air, sehingga tak ada kejadian serupa yang menyebabkan terjadinya korban jiwa,” kata Amos Kayame, salah satu anggota DPRD Kabupaten Paniai yang juga putra asli Kampung Munayepa, Distrik Kebo, daerah asal dari 10 korban tenggelam, Kamis (31/3) sore.
Sepuluh jenazah ini baru ditemukan warga setelah lima hari dilakukan pencarian akibat speed boat yang mereka tumpangi dari Enarotali hendak ke Kampung Munayepa, Distrik Kebo, tenggelam akibat terkena ombak banjir bandang Danau Paniai.
JERRY OMONA| CUNDING LEVI