Rumah sakit yang berlokasi di Kelurahan Pilolodaa, Kecamatan Kota Barat, itu hingga saat ini masih ditutup dan belum melayani perawatan pasien.
Direktur Rumah Sakit Otanaha Chairil Khatibie mengungkapkan, kerugian miliaran rupiah itu sudah termasuk kerusakan pada peralatan rumah sakit dan infrastruktur lainnya. ”Alat-alat yang rusak antara lain Anastesi, Rontgen, dan Sterilisasi,” ujar Chairil kepada Tempo, Jumat (1/4).
Peralatan tersebut rusak terendam air bercampur lumpur karena longsor yang datang dari wilayah perbukitan di belakang rumah sakit. Akibat longsor itu juga, tembok bagian belakang rumah sakit jebol dan merusak dapur rumah sakit. Bahkan sejumlah pasien rawat inap langsung dievakuasi ke rumah sakit lain yang ada di kawasan Kota Gorontalo.
"Kerugian ini telah kami laporkan ke Kementerian Kesehatan di Jakarta,” ujar Chairil.
Marleni Makuta, Camat Kota Barat menambahkan, longsor yang ada di kelurahan Pilolodaa itu berasal dari perbukitan yang gundul dan menjadi lokasi tambang galian C.
”Lokasi tambang itu sudah lama tidak beroperasi lagi, setelah ada larangan dari Pemerintah Kota Gorontalo,” kata Marleni.
Menurut dia, lokasi tambang galian C yang ditinggalkan begitu saja oleh para penambang menyebabkan longsor mudah sekali terjadi di Kecamatan Kota Barat.
Baca Juga:
CHRISTOPEL PAINO