Dalam acara yang digelar di Putra World Trade Centre (PWTC) Kuala Lumpur, Ahad (03/04) malam, Ary Ginanjar menerima penghargaan Khalifah Kalam dari Persatuan Seni Silat Kalam Utama yang merupakan organisasi silat terbesar di Malaysia.
Penghargaan diberikan oleh pelindung Persatuan Seni Silat Kalam Utama yang sekaligus Menteri Pertanian Malaysia, Noh bin Haji Omar.
Salah satu dewan penasihat Persatuan Seni Silat Kalam Utama, Engku Ansaruddin Agus menyatakan bahwa penghargaan tersebut diberikan atas kesamaan visi organisasinya dan ESQ dalam pembangunan karakter masyarakat Malaysia. Selain itu, menurut Engku Ansaruddin, rakyat Malaysia kini telah memahami manfaat ESQ.
Ditemui Tempo di sela-sela acara, Ary Ginanjar Agustian menyatakan kegembiraannya atas penghargaan yang ia terima. “Ini menunjukkan bahwa peran ESQ telah mendapat pengakuan dari Malaysia,” tuturnya.
Ary Ginanjar berharap, ESQ yang dikembangkannya dapat menjadi wadah yang baik bagi hubungan Indonesia-Malaysia.
General Manager ESQ Malaysia, Marhaini Yussof mengakui bahwa pasca keluarnya fatwa haram oleh mufti persekutuan, kegiatan ESQ Malaysia memang sedikit menurun. “Bulan pertama dan kedua memang ada beberapa agenda pelatihan yang harus dibatalkan. Namun setelah itu mulai kembali seperti semula,” ujarnya. Bahkan, lanjut Marhaini, setelah dikeluarkannya penjelasan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) bahwa kegiatan ESQ sesuai dengan syariah Islam, kegiatan pelatihan ESQ di Malaysia cenderung meningkat.
MASRUR (Kuala Lumpur)