Setelah berorasi lebih dari dua jam di halaman kampus, ratusan mahasiswa menyerbu gedung rektorat.
Mereka mencari Ahmad Subakir untuk meminta pertanggungjawaban atas sejumlah skandal akademik yang dilakukan.
Dalam aksinya yang ketiga kali ini, mahasiswa membawa bukti satu lembar ijasah palsu yang diterbitkan Subakir. "Orang di ijasah itu tak pernah kuliah di sini," kata Junaidi, mahasiswa Pendidikan Agama Islam yang juga koordinator aksi, Senin (4/4).
Kekesalan mahasiswa memuncak ketika Ahmad Subakir yang dicari tidak ada. Mereka mendobrak ruang Ketua STAIN dan mengacak-acak isinya. Seluruh ruangan ditempeli poster menuntut pengunduran diri Ahmad Subakir.
Sebuah keranda mayat juga diletakkan di meja sebagai simbol matinya keimanan Subakir. Meja kerja yang terletak di sudut ruangan pun tak luput dari aksi mahasiswa yang menutupinya dengan poster. "Kami nyatakan Subakir tidak ada lagi di kampus ini," teriak mereka.
Usai memburu Subakir di dalam gedung, mahasiswa kembali menggelar orasi di halaman. Diikuti hampir seluruh mahasiswa yang meninggalkan kuliah mereka, sejumlah staf akademik turut memberikan testimoni.
Yanuar, Kepala Sub Bagian Akademik, dalam orasinya mengakui telah menerbitkan ijasah atas nama Abdul Jamil untuk program Akta IV tahun 2009 silam. "Itu perintah Pak Bakir karena Abdul Jamil adalah temannya," ujar Yanuar.
Menurut Yanuar, masih banyak skandal akademik lain yang dilakukan Subakir. Karena itu pula dia menyatakan mengundurkan diri dari jabatannya karena tidak mau berurusan dengan kepolisian.
Aksi tersebut langsung melumpuhkan kegiatan perkuliahan. Mereka meminta Menteri Pendidikan Nasional turun tangan menyelesaikan kisruh ini agar perkuliahan kembali normal. "Kami tak bisa kuliah karena sering ada demo yang diikuti dosen dan staf," kata Irnawati, salah seorang mahasiswi STAIN. HARI TRI WASONO.