Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jewer Murid, Kepala Sekolah Divonis 3 Bulan

image-gnews
Ilustrasi Kekerasan Terhadap Anak (childline.gi)
Ilustrasi Kekerasan Terhadap Anak (childline.gi)
Iklan
TEMPO Interaktif, Makassar -- Kepala Sekolah Dasar Inpres Baranglompo, Makassar, Muhammad Yasin Limpo divonis 3 bulan penjara. Terdakwa terbukti menjewer salah seorang muridnya bernama Purnomo.

"Tiga bulan itu tidak usah dijalani hanya saja diberikan hukuman percobaan 6 bulan," kata Ketua Majelis Hakim, Maringan Marpaung saat membacakan putusan, di Pengadilan Negeri Makassar, siang ini. Menurutnya, terdakwa terbukti melakukan tindak ancaman kekejaman, kekerasan terhadap korban. Meski demikian, hakim mempertimbangkan jika yang bersangkutan masih sangat dibutuhkan tenaganya dalam proses belajar mengajar di sekolah.

Putusan ini lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum, Andi Chandra DN. Terdakwa dituntut 4 bulan penjara, ia dijerat dengan pasal 80 ayat 1 Undang-Undang Perlindungan Anak No 22 Tahun 2003. Terkait putusan hakim, Chandra masih pikir-pikir dulu, karena undang-undang yang dikenakan sudah terbukti.

Orangtua Purnomo, Rojais, terlihat kecewa atas putusan hakim. Menurutnya, tindakan oknum guru tersebut telah membuat anaknya mengalami trauma. "Seharusnya hakim memberikan efek jera terhadap oknum guru tersebut," ujar Rojais yang juga guru di SD Baranglompo.

Suasana haru terlihat di wajah Yasin, saat mendengarkan putusan hakim. Usai persidangan ia juga disambut puluhan guru-guru yang memenuhi ruangan sidang. Kepada Tempo, Yasin mengaku bersyukur dengan vonis hakim. Menurutnya, sejak awal tindakan tersebut dilakukan untuk memberikan pembinaan dan pendidikan kepada muridnya. "Hampir setiap hari saya sama-sama dengan murid itu. Saya tidak ada niat apa-apa untuk melakukan tindak kekerasan," katanya.

Yasin mengaku telah memaafkan murid dan keluarganya. Bahkan sesaat setelah kejadian, dia langsung menghubungi keluarga korban agar masalah itu diselesaikan secara kekeluargaan. Namun upaya itu ditolak oleh keluarga korban. "Saya tidak tahu mengapa keluarga korban tidak mau menyelesaikan persoalan ini secara bijak. Tapi biarlah, itu sudah jadi resiko saya," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Insiden menjewer murid itu terjadi 10 Agustus 2010 lalu. Saat itu, korban sudah pulang sekolah namun masih tinggal di belakang bangunan sekolah melempar mangga bersama rekan-rekannya.
Lemparan itu mengenai atap seng sekolah. Saat yang bersamaan juga masih ada murid yang menggelar proses belajar mengajar. Yasin yang merasa terganggu langsung ke belakang sekolah dan mendapati korban bersama rekan-rekannya. "Saya minta mereka berhenti melempar karena mengganggu orang belajar. Setelah itu saya balik ke sekolah," ujar Yasin.

Bukannya berhenti melempar, korban bersama teman-temannya terus melempar mangga yang batunya mengenai atap seng. Lantaran emosi, terdakwa kembali mendatangi mereka. Kali ini, Yasin langsung menjewar satu orang di antaranya. Akibat ulahnya itu, orangtua korban langsung melapor ke polisi. Setelah berproses beberapa bulan, terdakwa langsung menjalani persidangan.

ABDUL RAHMAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Komnas Anak: Kuesioner Kelamin Langgar Privasi

9 September 2013

Seorang siswa SMPN 2 Tangerang bersedih saat pesantren kilat di Masjid Raya Al-Azhom, Tangerang, Banten, (22/7). Pesantren selama 4 hari di bulan Ramadan ini untuk menambah ilmu agama bagi sejumlah siswa-siswi. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Komnas Anak: Kuesioner Kelamin Langgar Privasi

Dia mempertanyakan manfaat survei berisi grafik ukuran kelamin laki-laki dan perempuan itu.


Kuesioner Bagian dari Periksa Kesehatan Reproduksi  

7 September 2013

Ilustrasi kesehatan/Berobat/Dokter/Perawat. triarc.co.za
Kuesioner Bagian dari Periksa Kesehatan Reproduksi  

Kuesioner gambar alat kelamin menjadi bagian pemeriksaan kesehatan untuk siswa SMP dan SMA terkait kesehatan reproduksi. Uji coba berlanjut tahun ini.


Kemenkes: Kuesioner Gambar Alat Vital Program UKS

7 September 2013

freepicturesweb.com
Kemenkes: Kuesioner Gambar Alat Vital Program UKS

Kuesioner yang memuat alat vital program UKS kerja sama empat kementerian.


Kuesioner Ukuran Kelamin Siswa Ditarik di Sabang

6 September 2013

Siswa beberapa sekolah di Aceh menyanyikan lagu Jepang, Omoiyari (belas kasih sayang) dalam peringatan dua tahun tsunami di Jepang, di SMP 1 Pekan Bada, Aceh Besar, Senin (11/3). TEMPO/Adi Warsidi
Kuesioner Ukuran Kelamin Siswa Ditarik di Sabang

Kuesioner bergambar kelamin yang sempat beredar di SMP Negeri 1 Sabang telah ditarik oleh pihak puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Sabang.


Kuesioner Ukur Alat Kelamin Siswa Salah Kaprah  

6 September 2013

imperfectwomen.com
Kuesioner Ukur Alat Kelamin Siswa Salah Kaprah  

Perbedaan interpretasi timbul lantaran kurangnya pemahaman dinas kesehatan di beberapa daerah tentang kesehatan reproduksi.


KPAI Minta Kuisioner Ukur Kelamin Siswa Ditarik  

6 September 2013

Ilustrasi Pengukuran Payudara. Shutterstock
KPAI Minta Kuisioner Ukur Kelamin Siswa Ditarik  

Gambar, foto, atau sketsa organ kelamin tanpa penjelasan memadai dianggap bisa mengarah kepada pornografi.


Kuisioner Kelamin di Aceh Disorot Media Asing

6 September 2013

freepicturesweb.com
Kuisioner Kelamin di Aceh Disorot Media Asing

AFP, Straitstimes Singapura, The Standar Hong Kong menulis soal kuisioner yang mencantumkan gambar alat kelamin.


Kuisioner Gambar Kelamin di Aceh Sesuai Program

5 September 2013

imperfectwomen.com
Kuisioner Gambar Kelamin di Aceh Sesuai Program

Seharusnya kuesioner gambar kelamin tidak dibagi dan tidak boleh dibawa pulang karena bersifat rahasia.


Ukur Kelamin Siswa, Sekolah Tuding Dinas Kesehatan  

5 September 2013

Ilustrasi
Ukur Kelamin Siswa, Sekolah Tuding Dinas Kesehatan  

SMP Negeri 1 Sabang merasa tercoreng dan kecewa dengan pihak dinas kesehatan. 'Lembaran itu dibagikan oleh petugas puskesmas dan dinas kesehatan.'


Data Ukuran Kelamin Siswa Akan Direkap Dinkes

4 September 2013

freepicturesweb.com
Data Ukuran Kelamin Siswa Akan Direkap Dinkes

Dinas Kesehatan Kota Sabang mengatakan data tersebut digunakan untuk mengetahui kondisi kesehatan reproduksi remaja di Kota Sabang.