Otok adalah warga Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, yang hilang sejak Senin, 28 Maret lalu.
Otok merupakan pendaki berpengalaman dan tergabung dalam AGL. Bertahun-tahun ia sudah mendaki Gunung Lawu dan bahkan pernah bertahan lebih dari satu bulan di puncak bersama para pendaki lainnya.
Otok izin naik selama dua hari sejak Jum’at pagi, 25 Maret, dan sudah izin turun dari pos di puncak pada Senin pagi, 28 Maret. Namun hingga Senin sore Otok belum melapor ke pos paling bawah (Pos Cemoro Sewu). Sepeda motornya yang dititipkan juga masih berada di Pos Cemoro Sewu. Pihak keluarga juga tidak melihat keberadaan Otok di rumah maupun kampung halamannya.
“Sesuai kesepakatan dengan kepolisian, pencarian besar-besaran akan dilakukan selama tiga hari sejak hari ini sampai Kamis,” kata Kordinator Lapangan Tim SAR Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Nur Saifudin, Selasa (5/4).
Pencarian melibatkan personil dari Tim Search And Rescue (SAR) Magetan, Satuan Petugas Tanggap Bencana (Tagana) Magetan, dan komunitas pecinta alam, dan pendaki Anak Gunung Lawu (AGL).
Menurut Saifudin, pencarian dilakukan dalam dua gelombang. Gelombang pertama sekitar pukul 13.00 WIB melibatkan 15 orang dan gelombang kedua rencananya pukul 15.00 WIB.
Cuaca cukup kondusif namun jalur pendakian sementara ditutup agar tidak mengganggu proses pencarian.
Namun, jika hingga Kamis nanti jasad Otok belum ditemukan, maka pencarian diakhiri dan Otok dinyatakan hilang.
Untuk mencegah agar tidak ada pendaki yang nekat menerobos pos penjagaan di kaki gunung, petugas disiagakan 24 jam.
“Petugas dari Tim SAR dibantu Perhutani bergantian menjaga pos agar tidak ada pendaki yang naik selama pencarian besar-besaran ini,” papar Saifudin.
Pencarian dilakukan melalui jalur pendakian dari Pos Cemoro Sewu, Kecamatan Plaosan, Magetan. Pencarian dari jalur pendakian lainnya, yakni dari Pos Cemoro Kandang, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar, dihentikan karena izin pencarian awal sudah habis.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Resor Magetan Ajun Komisaris Besar Polisi Awi Setiyono mengatakan, pencarian melibatkan sekitar 45 personil. Selain dari kepolisian, juga PGL (Paguyuban Gunung Lawu), AGL, dan Tim SAR, serta instansi terkait termasuk Perhutani.
Menurut Awi, hingga kini tanda-tanda keberadaan Otok belum diketahui sejak pencarian awal oleh Tim SAR, Tagana, dan AGL. “Sudah sembilan titik di puncak yang ditelusuri oleh tim yang biasanya disinggahi pendaki maupun masyarakat yang ritual, tapi belum ada tanda-tanda,” ucapnya. ISHOMUDDIN.