Menurut Gus Ipul-sapaan Saifullah--, target ini akan dimulai dengan terlebih dahulu menutup lokalisasi kecil yang ada di beberapa titik Jawa Timur. "Pilot Projectnya tahun ini kita lakukan untuk lokalisasi Dupak Bangun Rejo dan di Klakah Rejo," kata Gus Ipul.
Untuk menutup dua lokalisasi ini, pemerintah mulai tahun ini melakukan sosialisasi dan pendekatan kepada seluruh Pekerja Seks Komersial (PSK) di dua lokalisasi. Dalam sosialisasi, pemerintah juga akan memberikan bantuan modal kerja kepada para PSK sehingga mereka bisa keluar dari praktek tersebut. "Kita telah siapkan dana Rp 2,5 miliar untuk pelatihan kerja dan permodalan," kata Gus Ipul.
Selain itu, Pemerintah juga akan minta kepada perangkat RT/RW untuk memantau dan melarang adanya PSK baru di dua lokalisasi itu. Harapannya, dengan tidak adanya PSK baru, lokalisasi itu akan tutup dengan sendirinya.
Alasan penutupan, tambah Gus Ipul, salah satunya adalah terus meningkatnya jumlah penderita HIV/AIDS yang saat ini Jawa Timur menduduki peringkat ketiga di bawah Jakarta dan Jawa Barat dengan jumlah penderita mencapai 3500 orang.
Di tempat yang sama, Sekretaris Daerah Jawa Timur Rasiyo mengatakan, sebelum program penutupan ini digulirkan, pemerintah sebenarnya pernah akan menutup lokalisasi Dolly, hanya saja langkah ini tak bisa direalisasikan karena banyaknya penolakan.
"Untuk Dolly belum bisa karena banyak warga yang menggantungkan hidup dari sana, tapi untuk yang kecil-kecil akan segera kita rampungkan," kata Rasiyo.
Dia mencontohkan di Dolly saat ini terdapat 1.287 PSK yang mencari penghidupan. Tak hanya itu, warga di sekitar kawasan itu juga memanfaatkan jasa parkir, warung serta kos-kosan sehingga untuk menutup secara cepat sangatlah sulit. "Kita tutup yang kecil dulu, nanti yang besar kan akan nurut dengan sendirinya," ujar Rasiyo.
FATKHURROHMAN TAUFIQ