Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Patung-patung Seksi Altje Ully

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Kotak besi itu begitu sempit menampung badannya. Atapnya hampir menyentuh kepala. Kedua bahunya hampir terantuk dinding-dinding itu. Boleh jadi sangat pengap dan menjepit tubuhnya. Ya, kotak itu mengurungnya.

Di dalamnya tampak seorang perempuan berbalut kain ulos. Senyum tersungging dari bibirnya. Tak sedikitpun kegalauan terpancar dari wajahnya. Tak jelas pula apa yang ia dekap. Seperti bayi mungil yang begitu nyaman mendengar detak jantung ibunya.

Saat melihat kotak berpenghuni patung perempuan itu, muncul atmosfer lain. Kita akan melihat ironi dalam karya Altje Ully Pandjaitan ini. Ia menamainya Ulos Hela.

Patung perempuan berkain ulos itu satu di antara sekian karya Altje Ully yang tengah dipamerkan di galeri Dia.Lo.Gue Artspace, Kemang, Jakarta Selatan. Pameran yang mengangkat judul "The Second Skin" itu berlangsung hingga 1 Mei mendatang.

Menurut kurator Jim Supangkat dalam katalog, kecenderungan Altje Ully selama 15 tahun terakhir hampir selalu menampilkan tubuh perempuan dalam keadaan telanjang. Tetapi patung-patungnya pada pameran ini semuanya berpakaian.

Pakaian dari kulit tipis ini menyerupai pakaian yang sebenarnya. Dibuat dengan pola, dijahit, bahkan dihiasi dengan aneka asesoris. Lalu, baju-baju yang nampak jadi itu dipakaikan ke patung-patung itu. Seperti manekin saja, meski ukurannya bukan 1:1.

Busana-busana itu menjadi ciri khas dari minat dan selera Altje Ully terhadap busana. Jim menyatakan, ekspose busana itu adalah persoalan baru pada perkembangan patung karya Altje. "Busana-busana itu mewakili dirinya. Menunjukkan identitas kediriannya," katanya.

Dalam sebuah catatan Altje menulis, pakaian-pakainan yang menjadi minat dan seleranya itu biasanya ketat, sangar dan tidak terlalu feminin. "Pakaian-pakaian ini selalu membuat saya lebih yakin tampil," ujar Altje.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Diluar Ulos Hela, yang menggambarkan ironi dan tradisional itu, karya Altje banyak menghadirkan patung-patung perempuan tak berambut dengan pakaian ketat, minim, dan modern. Sangat berbeda.

Misalnya, karya berjudul Hi! dan Stable. Dalam kedua karya itu, patung perempuannya memakai pakaian dengan bagian dada yang hampir terbuka, celana pendek sangat ketat, dan memakai sepatu boot tinggi hampir selutut. Seksi, tak terlalu feminin, dan berani.

Di mata Jim, Altje Ully bukan feminis yang akrab dengan wacana-wacana feminisme. Permasalahan gender justru muncul dalam dirinya hampir secara alami. Seperti ketika Altje menyorot pakaian seksi dikenakan perempuan. Ia merasa, semua perempuan tak akan menyukai bila pakaian seksi yang mereka pakai disangka mengundang imaje seks. Pernyataan itu boleh dibilang tak lebih dari pemahaman laki-laki. Dan perempuan selalu kalah suara dalam menentukan bagaimana mereka dilihat. "Padahal justru ingin pakaiannya yang dilihat," katanya.

Ya, pakaian-pakaian itu seperti menjadi suara Altje untuk menuntut suara perempuan diperhitungkan. Barangkali baginya, pakaian tak bisa serta merta dipisahkan dari tubuh perempuan. Seperti kulit kedua baginya. Dan tak semata-mata tubuh yang dilihat, tapi pakaian yang dikenakannya.

@

ISMI WAHID

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

31 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

38 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.