"Total kerugian akibat banjir bandang yang melanda lima kecamatan mencapai Rp20 miliar," kata Wakil Bupati Belu, Ludovikus Taolin kepada Tempo di Kupang, Sabtu (9/4).
Jumlah kerugian itu, menurut dia, akan bertambah karena semalam banjir kembali melanda sejumlah desa di Belu. "Kerugian itu belum termasuk banjir yang melanda tadi malam," katanya.
Akibat banjir yang melanda sejak 27 Maret lalu, di Kecamatan Malaka Barat sebanyak 1.296 rumah rusak, 500 rumah lainnya tidak bisa ditempati lagi karena rusak berat.
Di Kecamatan Malaka Barat itu, banjir melanda 12 desa. Sembilan desa di antaranya porak-poranda. Selain itu, warga juga masih harus menghadapi persoalan gagal panen, karena sedikitnya 1.886,6 hektare lahan pertanian rusak. 1.059 hektar lahan perkebunan terendam, dan 45 hektar tambak ikan rusak. Tidak hanya itu, ratusan ternak pun mati dan hanyut terbawa banjir.
Sementara itu, Kepala Desa Fafoe mengatakan, untuk menghindari wabah penyakit yang muncul akibat banjir bandang tersebut, maka warga desanya mulai menguburkan ternak yang mati akibat banjir. "Kita mulai menguburkan bangkai sapi yang mati akibat banjir," katanya.
Baca Juga:
Menurut dia, sampai Sabtu (9/4), ketinggian banjir di desa tersebut dan 11 desa lainnya di Malaka Barat berkisar 10-20 sentimeter. "Kapan saja ketinggian air bisa naik, karena tanggul sungai yang jebol belum diperbaiki," ujarnya.
YOHANES SEO