TEMPO Interaktif, Jakarta - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Ito Warsito, mengatakan 209 saham syariah siap diperdagangkan di bursa efek bulan ini. Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, menurut Ito, telah memutuskan mekanisme perdagangan saham reguler halal.
“Masyarakat muslim yang selama ini ragu, tidak perlu ragu lagi,” katanya di Hotel Kempinski hari ini (12/7).
Masuknya 209 saham syariah ini berdampak baik karena akan mendorong investor baru. “Itu menjawab keraguan masyarakat bahwa berinvestasi di pasar modal juga halal,” katanya.
Agar informasi kehalalan perdagangan di bursa diketahui banyak kalangan Bursa Efek Indonesia melakukan sosialisasi ke daerah. Di forum investor di daerah, banyak kalangan yang mempertanyakan berinvestasi di pasar modal termasuk judi atau bukan.
“Sekarang sudah terjawab,” katanya.
Namun Ito tetap mengingatkan tidak semua produk bursa bisa dilabeli syariah. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan bekerja sama dengan Dewan Syariah Nasional yang menentukan efek mana saja yang termasuk syariah.
Ito mencontohkan saham bank konvensional tidak akan menjadi saham syariah karena ada unsur ribanya. “Dulu ada saham Multi Bintang yang memproduksi bir. Tidak akan menjadi saham syariah,” katanya.
Menurut Ito suatu efek dilabeli syariah tergantung produk atau jasanya memenuhi unsur syariah atau tidak. Ia menambahkan rasio utang perusahaan efek juga menentukan efeknya halal atau tidak.
“Misalnya usahanya tidak (semuanya) dibiayai oleh utang. (Syariah) Itu unsur modal ekuitasnya lebih banyak ketimbang utangnya,” ujar Ito.
AKBAR TRI KURNIAWAN