TEMPO Interaktif, Surabaya - Seorang ahli biologi yang mengajak anak-anak sekolah dalam perjuangannya untuk membersihkan sebuah sungai di Indonesia telah mendapatkan penghargaan internasional.
Penelitian terhadap bentangan 41 kilometer Kali Surabaya yang mengalir melalui Surabaya membawa Prigi Arisandi, 35 tahun, ke penemuan yang membantunya menjadi salah satu dari enam pemenang Goldman Environmental Prize tahun ini, penghargaan terbesar di dunia untuk pejuang lingkungan di akar rumput.
Arisandi menemukan bahwa sungai itu, yang menyediakan air bagi 3 juta orang dan juga digunakan untuk mandi oleh warga di tepian sungai, telah terkontaminasi limbah beracun tingkat tinggi. Baru-baru ini, tingkat merkuri ditemukan 100 kali batas yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia.
Dia dan aktivis lainnya menciptakan program pendidikan lingkungan yang pertama di wilayah itu pada tahun 2000 untuk mendidik masyarakat lokal tentang keanekaragaman hayati dan pencemaran air, mengajar siswa tentang bahaya dan menggunakan mereka untuk menyebarkan informasi.
"Siswa-siswa ini adalah korban pencemaran," kata Arisandi kepada Reuters di Surabaya pekan lalu, dalam sebuah wawancara.
"Kami menempatkan anak-anak ini sebagai agen perubahan ... Kami membawa mereka ke sungai dan sudah ada ribuan anak-anak yang kami latih."
Arisandi dan aktivis lain juga mengambil langkah hukum untuk menghentikan perusahaan mencemarkan sungai dan memenangkan kasus terhadap Gubernur Jawa Timur, yang diperintahkan untuk mengurangi polusi.
Penghargaan US$ 150 ribu (Rp 1,3 miliar) itu diambil dari nama suami-istri dermawan dari San Francisco, yang menghargai individu atas upaya berkelanjutan untuk melindungi lingkungan alam, "sering dengan risiko pribadi yang besar", menurut situs hadiah itu.
Pemenang 2011 lainnya dari Amerika Serikat, Zimbabwe, Jerman, Rusia dan El Salvador.
REUTERS | ERWIN Z