“Tiang jembatan terdorong sehingga ada pergeseran konstruksi, akibatnya salah satu sisi jembatan turun hingga 70 sentimeter,” kata Sahroni, pejabat pembuat komitmen Dinas Bina Marga Propinsi Lampung, Rabu (14/4).
Seluruh kendaraan roda empat dilarang melintasi jembatan sepanjang 50 meter. Jika nekad dilintasi, kata dia, akan membahayakan pengguna jalan karena skrup dan baut jembatan bisa lepas. “Karena jembatan telah mati dan jika ada getaran lebih dari 2 ton, mur dan baut akan lepas,” katanya.
Sahroni mengatakan, perbaikan jembatan diperkirakan membutuhkan waktu enam bulan. Lamanya perbaikan itu disebebkan karena hampir semua plat baja penyangga jembatan telah bengkok dan sistem hidrolik jembatan juga telah rusak. “Perlu perencanaan yang matang dan dilakukan secara hati-hati. Jika tidak, jembatan akan ambruk,” ujarnya.
Dinas Bina Marga Lampung, kata dia, saat ini tengah menghitung kebutuhan dana perbaikan. Perbaikan jembatan sebagian akan dimintakan ke perusahaan batu bara pemilik kendaraan. “Mereka harus bertanggungjawab dengan membantu biaya perbaikan.”.
Jembatan Way Besai ditabrak sebuah truk pengangkut batu bara dari arah Baturaja Sumatera Selatan, pada Sabtu (9/4) lalu. Saat ini, truk bernomor BG 8181 FM yang menabrak jembatan, beserta Juniarto, sopirnya, ditahan di Mapolres Waykanan. “Kami masih memintai keterangan sopir kenapa bisa menabarak tiang jembatan,” kata Brigadir Jenderal Silistyo Ishak, Kepala Kepolisian Daerah Lampung.
Sulistyo mengatakan pihaknya telah mengalihkan seluruh arus lalu lintas melalu jalur alternatif, yaitu melalui Simpang Tulung Buyut menuju Simpang Gunungkatun, Baradatu Waykanan. Pengalihan arus lalu lintas itu membuat jarak tempuh lebih jauh 35 kilometer. Kendaraan harus menempuh waktu 2 jam lebih jalur alternatif karena kondisinya sangat parah.
Nurochman Arrazie