Khoirul Huda, petugas PVMBG yang bertugas di Pos Pantau aktivitas Gunung Kelud di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, mengatakan bahwa tumpahan material sisa letusan masih bisa terbawa ke sungai-sungai aliran lahar.
Namun, menurut Khoirul, intensitasnya cukup kecil dan belum mengancam keselamatan warga di sekitar sungai. “Bentuknya berupa pasir yang menyerupai lumpur,” kata Khoirul kepada Tempo, Rabu, 13 April 2011.
Tumpahan material yang disebut Khoirul tersebut diperkirakan mengalir dari kawasan puncak Gunung Kelud hingga Sungai Brantas.
Material tersebut akan langsung berhenti di kantong-kantong lahar yang telah disiapkan di jalur itu. Di bagian selatan Gunung Kelud, material tertampung di Kali Bladak, Kabupaten Blitar. Para penambang pasir justru senang dengan tumpahan ini karena menjadi ladang pekerjaan bagi mereka.
Meski dilewati aliran lahar, Khoirul menjamin tidak akan mengancam pemukiman penduduk di wilayah Kediri. Hingga saat ini kantong-kantong lahar di bagian atas masih kosong dan siap menampung material sisa letusan dalam jumlah besar.
Baca Juga:
Tumpahan material vulkanik itu diperkirakan akan terus terjadi selama intensitas hujan di puncak Gunung Kelud meningkat.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Kediri hingga hari ini masih membenahi pemukiman penduduk di Desa Karangtalun, Kecamatan Kras, yang dilanda banjir, Selasa 12 April 2011.
Sedikitnya 120 rumah terendam akibat meluapnya Sungai Termas yang merupakan aliran lahar Gunung Kelud. Selain merusak lahan pertanian, air itu juga merobohkan sebagian dinding gedung Sekolah Dasar Karangtalun I. “Hari ini kegiatan sekolah sudah berjalan normal,” kata Kabag Humas Pemkab Kediri Edy Purwanto.
Banjir terjadi akibat tidak tuntasnya proyek normalisasi Sungai Termas oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Pelebaran aliran lahar itu berhenti di wilayah Kali Bladak, Blitar, karena alasan yang tak jelas. Akibatnya warga di sekitar Sungai Termas kerap dilanda luapan banjir. HARI TRI WASONO.