Perusahaan tersebut, menurut Deny, telah mendapat mandat dari Pemprov Jabar untuk melakukan percepatan di tiga ruas tol, yakni Cileunyi-Sumedang-Dawuan sepanjang 58,5 kilometer, Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR)dengan trase Terusan Pasteur-Ujung Berung-Cileunyi-Gedebage 27,3 kilometer, dan dan Soreang-Pasirkoja (Soroja) sepanjang 15 km.
"Jasa Sarana dapat mengambil proses pembebasan lahan yang sebelumnya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat," kata Deny. Nilai investasi tiga ruas tol tersebut, kata dia, masing-masing Cisundawu sebesar Rp 5,1 triliun, Soreang-Pasir Koja Rp 1,02 triliun, dan BIUTR Rp 900 miliar.
Deny mengatakan, jika pembebasan lahan tuntas dikerjakan Jasa Sarana, tiga ruas itu pun akan segera ditender dengan pola kerjasama pemerintah dan swasta (Public Private Partnership/PPP) oleh pemerintah pusat.
Dengan ditunjuknya Jasa Sarana yang membebaskan lahan tiga ruas tol, jelas dia, perusahaan pun mendapatkan kompensasi berupa kepemilikan saham atau mendapatkan hak istimewa dalam tender konstruksi maupun pengoperasian di tiga ruas tersebut.
Untuk proses konstruksinya, Deny belum mengetahui secara jelasnya. Namun, Pemerintah CIna memberikan pinjaman untuk proses konstruksi di ruas tol Cisundawu.
Pemerintah daerah, menurut dia, juga berencana untuk membangun ruas tol dari Bandung menuju Tasikmalaya. "Namun, sampai saat ini masih di tataran wacana," jelasnya.
SUTJI DECILYA