TEMPO Interaktif, Jakarta - PT Medco E&P Indonesia siap memasok bahan bakar gas hingga 10 persen dari total kapasitas produksi gas mereka, untuk mendukung pengembangan bahan bakar gas nasional.
Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Direktur Medco E&P Indonesia, Budi Basuki, Senin (18/4) saat menggelar media gathering di kantornya. Sebagai wujud komitmen tersebut, saat ini pihaknya tengah menjalin kerjasama dengan PGN agar dapat terealisasi. "Setidaknya sekitar 18 juta kaki kubik gas akan di alokasikan untuk memasok BBG," kata dia.
Pengembangan BBG di Indonesia saat ini memang mengalami kendala karena minimnya infrastruktur dan pasokan gas. Budi berharap dengan adanya komitmen ini, setidaknya dapat mengurangi sedikit kekhawatiran masyarakat soal adanya pasokan sehingga masyrakat mulai mau beralih untuk menggunakan gas sebagai bahan bakar kendaraan mereka.
Agar pengembangan bahan bakar gas dapat lebih cepat terwujud, Budi menyarankan agar pemerintah mau memberikan insentif dalam harga BBG yang saat ini dipatok sebesar Rp 3.100 per Liter Setara Premium. (LSP), padahal harga yang paling sesuai menurut kalangan investor untuk BBG adalah sebesar Rp 4.000 per Liter Setara Premium."Kalau pun disubsidi masih akan lebih kecil ketimbang subsidi untuk BBM nantinya," jelas dia.
Urgensi pengembangan BBG juga dikemukakan oleh Direktur PT Setindo Raya , Erwin Wijaya , yang sekaligus juga konsultan BBG."BBG pada dasarnya lebih murah ketimbang menggunakan BBM, " kata dia. Satu tabung BBG misalnya serupa dengan 17 liter secara premium dan mampu untuk menempuh jarak hingga 200 kilometer. Agar pengembangan dapat terealisasi dengan segera, hal pertama yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah dengan memperbanyak Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG). "Saat ini di Jakarta saja baru ada enam, turun dari sebelumnya 11 SPBG," tambahnya.
Jika pemerintah konsisten dalam mendorong pemakaian BBG, diperkirakan investasi SPBG tersebut sangat menjanjikan bagi para investor."Margin keuntungannya lumayan tinggi," kata dia. Berdasarkan pengalamannya dibutuhkan investasi setidaknya sebesar US$ 3 juta untuk membangun SPBG dengan kapasitas 3 juta liter setara premium."Sekitar 5-7 tahun setelah dibangun bisa balik modal," paparnya.
GUSTIDHA BUDIARTIE