Kepala Desa Pandansari Sakirman menginformasikan, korban tewas ke-10 adalah Andra, 23 tahun, warga RT 21 Dusun Sedawun. Ia tewas di Rumah Sakit Umum Daerah dr Sjaiful Anwar (RSSA) Kota Malang.
"Kondisinya memang kritis sekali, terutama di bagian kepala dan kaki,” kata Sakirman yang dihubungi Tempo, Senin 18 April 2011.
Saat ini di RSSA tinggal lima korban luka berat. Mereka adalah Raun, 53 tahun; Ponari, 36 tahun; Agung, 13 tahun; Suwono, 15 tahun, dan Lukman, 11 tahun. Lukman juga dalam kondisi kritis. Dua korban lainnya dirawat di RS Paru dan Sanotarium, Kota Batu.
Selain luka berat, longsoran tanah bercampur batu dan kayu Minggu 17 April 2011 siang kemarin, menewaskan 9 warga. Enam orang berasal dari Dusun Sedawun. Mereka adalah Suwadi, 35 tahun, Suwoko, 43 tahun, Sugianto, 41 tahun, Ali Priyo Subatin, 42 tahun, Dirham Nur Abidin, 23 tahun, dan Poniman, 20 tahun.
Sedangkan tiga korban tewas dari Dusun Klangon yaitu Misdiono, 44 tahun, Kasno, 21 tahun, dan Mulyono, 42 tahun.
Baca Juga:
Jayus Rianto, 48 tahun, salah satu saksi yang selamat menuturkan, seluruh korban tewas dan korban luka-luka merupakan rombongan pencari kayu bakar. Mereka sebenarnya beranggotakan 26 orang, termasuk dirinya.
Saat itu, kata Jayus, mereka berangkat menumpang truk. Begitu tiba di lokasi, mereka langsung memungut batang-batang kayu di Kali Nambaan, di lereng Gunung Kelud.
"Kami sedang bergotong royong mengumpulkan kayu bakar karena ada hajatan warga yang mau menikah," kata Jayus yang saat kejadian berjarak sekitar 200 meter dari kelompoknya.
Usai memungut kayu, mereka beristirahat. Sebanyak 17 orang berkumpul di dekat tebing. Namun tiba-tiba terdengar gemuruh dari atas. Mereka pun lari. Nahas, 10 orang terkena longsoran. Dari jumlah itu ada yang meninggal di lokasi, meninggal di perjalanan, dan di rumah sakit. Sedangkan beberapa orang lainnya mengalami luka-luka.
Kepala Kepolisian Resor Malang Ajun Komisaris Besar Rinto Djatmono menyatakan kejadian itu murni bencana. Dari peninjauan lokasi, diduga tebing longsor setelah sehari sebelumnya diguyur hujan.
ABDI PURMONO