TEMPO Interaktif, Bogor--Berdasarkan hasil uji laboraturium di Laboratorium Kesehatan Daerah Dinas Kesehatan Kabupaten, kondisi air di Kampung Babakan Terikolot RT 1/05, Naggewer, Cibinong, Kabupaten Bogor, sudah tercemar.
"Airnya tidak bisa dikonsumsi, sudah tercemar, yang saya ingat kandungan zat besi lebih tinggi empat kali dari ambang batas yang ditetapkan, cuma persisnya saya lupa datanya ada di kantor,"kata Kepala Bidang Pencegahan Pemberantasan dan Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dr. Eulis Wulantari, hari ini.
Selain zat besi, kandungan Mangan juga 10 kali lebih tinggi dari ambang batas. Ada pula kandungan logam berat lain seperti timbal, sianida dan kesadahan "Jelas tidak bisa dikonsumsi lagi,"tutur Eulis. a menjelaskan secara kasat mata kondisi air di lingkungan tersebut nampak sudah tercemar. "Warna air berubah tersa kental dan berbau," ujar Eulis.
Sementara itu, Ketua Komisi C Wawan Risdiawan, menjelaskan terkait pencemaran terhadap air sumur yang terjadi di lingkungan Kampung Babakan Terikolot, pihaknya meminta pemkab secepatnya mengkaji dan mengevaluasi semua ada perusahaan di kawasan tersebut.
"Diduga kan pencemaran ditimbulkan oleh sebuah perusahan yang memprosuksi kabel, namun di lingkungan tersebut terdapat banyak perusahaan, jadi pemkab harus mengkaji semua perusahaan yang ada di sana," ujar Wawan dalam kesempatan terpisah.
Selaku anggota Dewan, Wawan juga sudah meminta perusahaan PT. Sutrakabel Intimandiri, yang dicurigai sebagai sumber pencemaran sudah diminta untuk menghentikan kegiatan produksinya. "Kami sudah minta perusahaan pembuat kabel itu untuk menghentikan sementara produksinya,"kata Wawan.
Saat ini menurut warga, pencemaran tidak saja terjadi di sumur warga. Bahkan bantuan air yang diberikan sejumlah perusahaan juga sudah tercemar. "Air yang dari perusahaan juga warnanya sudah putih seperti yang ada di sumur warga," ujar Lilis, warga setempat.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, perusahaan air minun Daerah Tirta Kahuripan juga menyuplai air bersih. "Dikasih dua tangki per hari sama PDAM," kata Lilis.
Sementara itu, Kepala HRD PT. Sutrakabel Intimandiri, Siharyanti, menjelaskan pihaknya sudah menghentikan sementara salah satu mesin untuk proses produksi pelicin kabel. "Sudah dari kemarin kami bersihkan mesinnya, jadi sejak kemarin mesin produksi itu berhenti," ungkap Siharyanti.
Selain PT Sutrakabel Intimandiri, di kawasan tersebut terdapat juga perusahan Olimpic yang memproduksi meubel, PT Dinar Makmur memproduksi komponen TV, dan perusahaan Asalta sertaMandiri Agung.
DIKI SUDRAJAT