"Tim kami di lapangan menemukan penggunaan peluru tajam dalam bentrokan berdarah itu," kata Haris Azhar, Koordinator KontraS, Ahad (24/4).
Selain peluru tajam, tim investigasi KontraS juga menemukan pentungan yang digunakan TNI AD untuk menghalau warga. Temuan dan bukti-bukti lain saat ini sedang dianalisis KontraS. Rencanaya, pekan depan KontraS akan mengumumkan hasil investigasinya.
Terkait sweeping yang dilakukan TNI di desa itu dan sempat dikeluhkan warga, Haris meminta TNI menyingkir terlebih dahulu dari kawasan dan permukiman itu. Ia mengatakan, TNI tak boleh melakukan sweeping karena tanah tersebut masih dalam konflik. "Yang boleh melakukan sweeping hanya polisi," kata Haris.
Ia mensinyalir ada indikasi pembiaran oleh kepolisian, sehingga bentrokan terjadi. "Serahkan tanggung jawab keamanan kepada polisi. Pihak yang bersengketa harus saling menahan diri," katanya.
ARIS ANDRIANTO