TEMPO Interaktif, NEW YORK - Harga minyak jatuh pada perdagangan Senin waktu New York, setelah minyak mentah Amerika Serikat (AS) sempat menyentuh level tertinggi sejak September 2008. Merosotnya harga dipicu dengan aksi investor yang mengambil keuntungan dari penjualan perak.
Harga minyak mentah Brent jatuh 69 persen menjadi US$ 123,30 per barel. Sementara harga minyak mentah AS turun 45 persen menjadi US$ 111,84 per barel, dari harga sebelumnya US$ 113,48 per barel.
Sebelumnya minyak dan komoditas lain meningkat karena kekhawatiran inflasi akibat nilai dolar AS melemah dan situasi tidak kondusif dari negara produsen minyak, seperti Libya, Nigeria, dan kawasan Timur Tengah.
Selain itu penjualan perak meramaikan pasar melebihi perdagangan minyak mentah. Penjualan yang berlebih ini membuat harga perak turun tajam pada perdagangan teknis, tapi pedagang menangguk untung.
Volume perdagangan minyak mentah di New York tercatat merosot dengan total minyak mentah AS yang diperdagangkan sedikit di atas 200 ribu lots, 67 persen lebih rendah dari rata-rata perdagangan dalam 30 hari. Untuk minyak mentah Brent, volume perdagangan 80 persen di bawah rata-rata perdagangan dalam 30 hari.
Volume perdagangan diperkirakan akan normal setelah musim liburan berakhir, sementara harga minyak akan terus naik-turun selama gejolak politik masih menghantui negara-negara produsen minyak, dan dikhawatirkan akan mengganggu suplai minyak mentah.
REUTERS | DWITA ANGGIARIA