Rektor Institut Pertanian Bogor Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, Msc mengatakan varietas itu tengah dalam tahap uji multi lokasi. Varietas yang disebut tahan lingkungan ini diyakini bisa bertahan dalam iklim apa pun dengan tetap memiliki tingkat produktivitas tinggi. “Peneliti kami masih melakukan serangkaian uji coba,” kata Herry di Kediri, Selasa, 26 April 2011.
Produk terbaru IPB ini, lanjut Herry, merupakan pengembangan dari varietas sebelumnya berupa padi berproduksi tinggi. Sebelumnya perguruan tinggi itu telah meluncurkan padi dengan angka produksi 9,3 ton per hektare. Jika penelitian itu berhasil, petani akan bisa menanam varietas padi yang tahan lingkungan dengan produktivitas tinggi.
Herry juga mengimbau, para petani untuk memilih varietas yang tahan iklim hingga beberapa waktu mendatang. Sebab diperkirakan anomali iklim ini akan berlangsung lama. “Jangan mengambil risiko,” katanya.
Selain menciptakan produksi padi unggul, saat ini IPB tengah menjalin kerja sama pengembangan teknologi pertanian dengan beberapa daerah. Salah satunya menggandeng Pemerintah Kabupaten Kediri yang memiliki potensi pertanian besar.
Dalam penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara IPB dengan Pemerintah Kabupaten Kediri di Monumen Simpang Lima Gumul siang hari tadi, Herry berjanji akan membantu pengembangan sektor pertanian di Kediri. Di antaranya menyiapkan sumber daya manusia, pembinaan kepada petani, hingga analisa kebutuhan pasar. “Kami juga mendorong pelajar SMA di Kediri untuk melanjutkan pendidikan di bidang teknologi pertanian,” kata Herry.
Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Kediri Edi Purwanto, berharap peran serta IPB ini bisa mendongkrak taraf hidup masyarakat Kediri yang sebagian besar petani. Program pengembangan pertanian ini telah dimulai dengan menggandeng beberapa perusahaan pertanian lainnya untuk berinvestasi di Kediri.
HARI TRI WASONO