Jojo, misalnya, saat waktu baru menunjuk pukul 11 dagangan minuman botolnya sudah habis. Dia yang mangkal di sekitar Bundaran Hotel Indonesia, dari biasanya dia berjualan di Tanah Abang, itu mengaku sudah mendapat untung tiga kali lipat dari hari biasanya. "Biasanya cuma dapat 50 ribu sehari, sekarang sudah dapat lebih dari Rp 200 ribu," kata Jojo.
Banyak pedagang dadakan lainnya di Bundaran Hotel Indonesia. Di samping Hotel Nikko, Anda dapat menjumpai aneka jajanan seperti ketoprak, bakso, bakwan kawi, mie ayam, ketoprak, hingga sate padang. "Kalau ada demo begini kan tidak diusir Satpol PP, kalau tidak, mana boleh?" ujar Yenny, pedagang mie ayam yang biasa berjualan di sekitar pusat perbelanjaan Sarinah.
Yenny juga mengaku mendapat rejeki lebih dibanding hari biasa, namun ia enggan menyebut jumlahnya. "Ya alhamdulillah, pokoknya lebih," kata wanita berkerudung ini tersenyum.
Suasana tak kalah ramai di sekitar Istana Negara di Jalan Medan Merdeka Utara. Puluhan, bahkan mungkin ratusan pedagang menemani demonstran menyuarakan aspirasinya. Selain aneka minuman, ada pula aneka gorengan dan aneka ubi serta kacang rebus. Ingin makanan lebih berat? Ada sate padang, soto ayam, bakso dan mie ayam.
Hamidi, pedagang sate padang yang biasa berjualan di depan Bank Mandiri, Tanah Abang sepanjang hari tadi mengaku menyiapkan 1200 tusuk sate padang. Satu porsi yang berisi 10 tusuk ia jual seharga Rp 12 ribu. Artinya, jika ia bisa menjual habis dagangannya, ia akan membawa pulang uang sejumlah Rp 1.440.000. Dikurangi harga daging dan lontong, ia tetap optimis meraup untung hingga ratusan ribu. "Sekarang sudah hampir habis," katanya tersenyum. Saat itu waktu baru menunjukkan pukul 14.30.
PINGIT ARIA