"Perhatian pertama saya adalah situasi dengan masyarakat di Jepang. Saya memanjatkan rasa terima kasih kepada Tuhan tentang apa yang terjadi seperti penjualan barang mewah termasuk koleksi Dior yang masih mendapat peluang terbuka di Jepang,” kata Toledano.
Toledano juga mengutip beberapa komentar yang menggema dari kalangan eksekutif dan pemimpin beberapa merek barang mewah yang tetap optimis dan percaya Jepang merupakan pembeli top dunia untuk koleksi barang mewah.
"Saya yakin Jepang akan pulih. Mereka mencintai kemewahan, mereka mencintai
apa yang kita lakukan dan saya percaya dalam hubungan jangka panjang kami," ujarnya sambil mengatakan setiap akhir minggu dia bersama timnya rutin mengunjungi Jepang.
Christian Dior, yang merupakan butik pembuat gaun couture, pakaian, parfum, make-up dan aneka pernik merupakan permata dalam mahkota perusahaan mewah terbesar di dunia.
Pernyataan Toledano juga diamini Bernard Amault, Presiden Direktur LVMH, sebuah Perhimpunan Produk Berkelas di Moskow. Bernard mengatakan kenadti Jepang mengalami gempa bumi, tsunami dan krisis nuklir namun optimis untuk tetap bertahan dan kembali ke ritme semula. “Ketika di Rusia mengalami prahara porak poranda pada krisis keuangan tahun 2008-2009, tetap saja tidak menyurutkan semangat dan optimis akan tetap ada pecinta barang mewah,” pungkas Amault.
Bahkan seperti dikatakan Toledano, Christian Diors sepanjang 2010 tetap menambahkan perusahaan dan anka penjulan di Rusia segera membaik. “Paska krisis, pemulihan di Rusia meski lambat tapi stabil sejak krisis,” kata Toledano sambil mengatakan pasar utama produknya di Asia adalah Cina dan Jepang. “Barang bermerek atau produk mewah lebih booming termasuk di Jepang,” dia memungkasi. HADRIANI P/ REUTERS/AFP/BBC