Nilai ekspor kopi pada Januari-Februari 2010 sebesar US$164,3 juta. Kenaikan itu dibarengi pertumbuhan volume ekspor yang mencapai 77 persen. Fakta tersebut diharapkan menjadi pertanda baik untuk kinerja ekspor kopi tahun ini.
Sebab, selama 2010 pertumbuhan ekspor kopi minus karena volume persediaan kopi tak besar. Mundurnya musim panen karena pengaruh faktor cuaca ekstrem memicu perubahan pola tanam dan panen kopi. Petani pun kesulitan memprediksi masa panen.
Selain kopi, ekspor kakao olahan juga naik 63 persen. Nilai ekspor Januari-Februari sebesar US$ 12,1 juta. Di saat bersamaan, ekspor biji kakao menurun 24 persen. Pada Januari-Februari 2011, ekspor biji kakao hanya US$ 50 juta. Ini menunjukkan hasil kebijakan pemerintah untuk mendorong ekspor kakao bernilai tambah.
Kebijakan pemerintah itu antara lain penerapan bea keluar kakao. Kebijakan itu diyakini menghasilkan lebih banyak investasi di sektor kakao olahan. "Sehingga biji kakao diserap untuk diolah di dalam negeri dan hasilnya diekspor," kata Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar.
EKA UTAMI APRILIA