Pembangunan jalan ini akan dibagi dalam tiga tahap. Tahap pertama, BSD-Legok sepanjang 11 kilometer; tahap kedua, Legok-Citra Raya sepanjang 8 kilometer; dan tahap ketiga, Citra Raya-Balaraja sepanjang 12 kilometer.
Untuk pembangunan tahap pertama, dibutuhkan dana Rp 1,3 triliun. Untuk pendanaan proyek ini, PT Mitra Kerta bekerja sama dengan salah satu pengembang perumahan. "Termasuk pembebasan lahan Rp 400 miliar, prosesnya tidak rumit karena lahan yang digunakan memang milik pengembang (tersebut)," kata Dwi Rono.
Dwi mengatakan rute jalan tol itu sudah masuk sistem jaringan jalan tol nasional dan rencana umum tata ruang. "Bahkan jalan tol ini sudah masuk Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Jabodetabekpunjur (Jakarta, Bogor, Depok,Tangerang, Bekasi, Puncak, dan Cianjur)."
Dia sekaligus membantah keterangan Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian Pekerjaan Umum, Gani Ghozali, yang mengatakan proyek jalan tol itu belum masuk dalam jaringan jalan tol nasional dan tata ruang. Saat ditemui Tempo dalam peresmian jalan layang Balaraja pekan lalu, Gani menyatakan proyek itu baru masuk tahap usulan. "Tahap pengusulan (ini) bisa berjalan dua hingga tiga tahun," ujarnya.
Pembangunan tahap pertama diperkirakan akan memakan waktu setahun. Menurut Dwi, pada 2014 ruas ini sudah bisa dioperasikan dan PT Mitra Kerta akan menjadi penyelenggara sekaligus operator jalan tol Serpong-Balaraja.
Baca Juga:
PT Mitra Kerta bertekad meneruskan pembangunan jalan ini karena berdasarkan studi kelayakan akan berdampak dalam meningkatkan roda perekonomian wilayah Kabupaten Tangerang. Selain itu, jalan tol ini akan menanggulangi kemacetan Ibu Kota Jakarta.
Menurut dia, dengan dibangunnya jalan tol, kendaraan dari arah barat menuju timur dan sebaliknya, seperti dari Banten, Pulau Sumatera, menuju Bogor, Puncak, Cianjur, dan Sukabumi, tidak perlu melewati dalam Kota Jakarta. Begitu juga dengan kendaraan dari arah barat menuju selatan dan sebaliknya (Banten, Pulau Sumatera, menuju Bogor, Puncak, Sukabumi, dan Cianjur). Arus kendaraan ini bisa langsung melewati tol Serpong-Balaraja sebagai jalan pilihan untuk rute barat-timur dan barat-selatan, tanpa melewati ruas jalan tol dalam kota Tomang-Semanggi-Cawang-Bekasi.
Untuk jalan tol Tomang-Semanggi-Cawang, kata Dwi, pada 2010 mencapai 200 ribu kendaraan per hari. Dengan asumsi pertumbuhan 1,5 persen per tahun, dalam lima tahun akan mencapai 208 ribu kendaraan per hari. "Jika tidak ada alternatif, bisa dibayangkan jalan tol akan stagnan atau kendaraan bisa tidak bergerak," katanya. Rencananya, tarif tol akan diterapkan Rp 500-Rp 1.000 per kilometer.
JONIANSYAH | NUR HARYANTO