TEMPO Interaktif, Jakarta - Food and Agricultural Organization (FAO) memperkirakan produksi beras dunia akan naik menjadi 480 juta ton sepanjang tahun 2011 ini, atau naik sekitar 3 persen dari tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut, di antaranya didukung oleh faktor cuaca yang sangat menunjang.
Dalam laporannya FAO juga menyebutkan dampak La Nina akan berakhir dalam beberapa bulan mendatang, sehingga produksi beras secara global tidak akan mengalami gangguan. Apalagi, pemerintah selama ini juga terus menjaga stok beras untuk mencegah inflasi makanan dan persediaan jangka panjang.
"Sebagian besar kenaikan produksi akan ditopang negara-negara Asia, dengan harapan peningkatan produksi juga akan terjadi di Eropa, Oceania, Amerika Latin, dan Karibia," kata FAO, sebagaimana tertuang dalam rilisnya, Rabu 4 Mei 2011.
FAO memaparkan produksi di Asia akan naik sekitar 3 persen menjadi 434 juta ton, peningkatan tersebut terutama didorong dengan peningkatan produksi secara besar-besaran dari Cina, India, dan Pakistan. Peningkatan produksi di Asia juga melebar ke negara-negara seperti Indonesia , Vietnam, Kamboja, dan Filipina. Sementara itu, berbanding terbalik dengan negara Asia, produksi beras di negara Afrika dan Amerika Utara malah diperkirakan akan menurun.
Produksi beras di Amerika Latin dan Karibia juga diperkirakan akan melonjak sekitar 9,2 persen menjadi 29,2 juta ton. Prospek positif juga datang dari Australia, yang terus menuai panen besar sejak tahun 2006 lalu.
GUSTIDHA BUDIARTIE|REUTERS|BLOOMBERG VIA GOOGLENEWS