TEMPO Interaktif, Kediri - PT Gudang Garam akhirnya memutuskan menolak mensponsori kesebelasan Persik Kediri. Perusahaan rokok itu hanya memberikan bantuan sebesar Rp 1 miliar untuk operasional tim.
Sekretaris Persik Barnadi menjelaskan proposal kerja sama itu diajukan kepada PT Gudang Garam awal tahun kemarin. Meski masih jauh dari kebutuhan klub, bantuan itu sangat berarti bagi manajemen Persik yang tengah mengencangkan ikat pinggang. “Kami tetap berterima kasih telah dibantu,” kata Barnadi, Rabu, 4 Mei 2011.
Menurut Barnadi, bantuan itu merupakan tanggung jawab moral PT Gudang Garam sebagai perusahaan yang bermarkas di Kediri. Oleh karena itu, meski tidak bersedia menjadi sponsorship, Gudang Garam tetap berkomitmen membantu klub sepak bola Persik, di antaranya dengan membiayai pengecatan Stadion Brawijaya yang membutuhkan biaya tak sedikit.
Barnadi sendiri harus berjuang keras untuk mengelola dana itu agar mencukupi kebutuhan tim dan manajemen. Apalagi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kota Kediri hanya memberikan bantuan Rp 7,5 milyar untuk satu tahun ke depan. “Kami akan berusaha agar gaji pemain tidak telat,” kata Barnadi.
Kepala Bagian Humas PT Gudang Garam, Yuli Rosyadi, membenarkan pemberian bantuan tersebut. Saat ini, dana itu masih dalam tahap pencairan untuk diberikan secara utuh kepada manajemen Persik. “Betul, kami tetap berkomitmen membantu Persik,” kata Yuli singkat.
Manajer Persik Sunardi berharap Ketua PSSI yang baru kelak bisa mencarikan solusi atas kerumitan dana klub sepak bola. Menurut dia, kompetisi mendatang akan terasa berat bagi klub-klub yang belum bisa mandiri tanpa subsidi APBD. “Mudah-mudahan ada toleransi untuk tetap bisa memakai dana APBD,” kata Sunardi.
Hingga saat ini, Persik Kediri belum memastikan untuk mengikuti Piala Indonesia yang berlangsung sekitar bulan Juni mendatang atau tidak. Saat ini, konsentrasi manajemen adalah melakukan perombakan pemain dan mencari sumber dana baru.
HARI TRI WASONO