“Hanya saja masih terlalu awal menyimpulkan ekonomi bagus karena dinamika ekonomi masih panjang,” kata Rusman di kantornya, Kamis, 5 Mei 2011.
BPS memperkirakan hingga akhir tahun PDB akan mencapai Rp 7.400 triliun. Dengan 241 juta penduduk maka PDB per kapita mencapai Rp 30 juta setara US$ 3.550. Hal ini bisa tercapai selama kurs Rp 8.800.
Pertumbuhan PDB 6,5 persen ditunjang oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang tumbuh 3 persen. Ini menyumbang 2,6 persen terhadap PDB. Tahun lalu, konsumsi rumah tangga menunjang kontraksi terhadap pertumbuhan. “Artinya belanja pemerintah di triwulan I lebih baik dibanding triwulan I 2010,” ujar Rusman..
Selain konsumsi, pertumbuhan juga ditunjang membaiknya investasi. Pada triwulan I ini, investasi tumbuh 7,3 persen. Diikuti pertumbuhan ekspor 12,5 persen.
Menurut Rusman, porsi PDB paling besar adalah pengeluaran rumah tangga. Setiap PDB Rp 100 yang digunakan untuk konsumsi rumah tangga adalah 55,7 persen. Diikuti Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 31,3 persen.
Secara nasional, laju pertumbuhan PDB di Sumatra 5,8 persen, di Jawa 6,7 persen, Bali dan Nusa Tenggara 2,7 persen. Yang paling tinggi pertumbuhan PDB-nya adalah Maluku dan Papua 11,6 persen.
IRA GUSLINA