Hal itu terjadi sebagai akibat melemahnya nilai tukar dolar Amerika Serikat. Meski sempat naik, analis menyebut harga kemungkinan turun akibat kekhwatiran ekonomi karena pelemahan dolar. Pada perdagangan pagi harga minyak mentah Brent untuk Juni naik US$ 1,73 menjadi US$ 112,53 per barel.
Pada sesi sebelumnya harga sempat jautuh US$ 0,55. Sedang minyak mentah AS naik US$ 1,13 menjadi US$ 100,93. Pada perdagangan Kamis, harga minyak turun 10 persen. Akibatnya pengiriman minyak AS di bawah US$ 100 per barel, yang dipicu melemahnya data ekonomi Amerika dan Eropa sepanjang pekan ini.
Menurut kepala penelitian energi pada Mirae Asset Securities di Hong Kong Gordon Kwan sampai akhir perdagangan Jumat kemungkinan, penurunan harga minya masih mungkin terjadi. Para investor, menurut dia, tengah bersiap-siap menghadapi kemungkinan yang terburuk.
Gordon menyebut peningkatan kembali harga Brent terjadi karena sebelumnya terlanjur terjadi oversold. Dia berharap harga brent bisa naik lagi ke level US$ 105. Sell-off penjualan minyak dipicu melemahnya pesanan industri Jerman secara tak terduga Maret lalu. Di sisi lain Amerika mengumumkan kenaikan jumlah penganggguran dalam sepekan terakhir.
REUTERS | IRA GUSLINA SUFA