TEMPO Interaktif, Jakarta - PT Merpati Nusantara Airlines menyatakan 17 korban kecelakaan pesawat Merpati jenis MA-60 yang jatuh di Perairan Kaimana, Papua Barat, sudah dapat diidentifikasi.
“Ini perkembangan paling baru mengenai peristiwa kemarin,” ujar Sekretaris Perusahaan Merpati, Imam Turidi, saat dihubungi Tempo, Ahad 8 Mei 2011.
Nama-nama korban pesawat, ujar Imam, saat ini sedang diteliti kembali oleh perusahaan. “Datanya masih berantakan,” katanya.
Selain itu, menurut Imam, tim pencarian korban pesawat telah menemukan empat orang lagi di Kaimana, Papua Barat. Namun, sampai saat ini, keempatnya belum teridentifikasi. “Jadi tersisa empat lagi yang belum ditemukan di perairan itu,” katanya.
Dia memastikan korban kecelakaan pesawat tersebut berjumlah 25 orang dengan pemerincian 19 penumpang, satu pilot, satu co-pilot, dua awak pesawat, dan dua mekanik. “Hitungan kemarin sempat simpang siur bahwa korban sebanyak 27 orang, padahal 25 orang. Dua mekanik memang terhitung sebagai penumpang juga,” ujarnya.
Mengenai blackbox, Imam mengatakan saat ini belum ada laporan dari lapangan mengenai hal itu. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), katanya, tetap melakukan investigasi di sana. “Blackbox belum ada laporan,” kata Imam.
Sabtu, 7 Mei 2011, tepatnya pukul 14.04 WIT, pesawat jenis MA-60 milik Merpati Nusantara Airlines hancur setelah terjatuh ke laut dangkal di Kaimana, Papua Barat. Pesawat membawa 25 orang termasuk awak pesawat di dalamnya. Otoritas penerbangan nasional menduga cuaca buruk menjadi penyebab jatuhnya pesawat buatan PT Xian, Cina, tersebut.
SUTJI DECILYA