Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Catatan dari Festival Seni Islam di Yogyakarta  

image-gnews
Iklan

TEMPO Interaktif, Yogyakarta - "Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan." Kalimat terjemahan ucapan Nabi Muhammad ratusan tahun silam itu terlukis di sudut ruang pamer Jogja National Museum, Yogyakarta. Terkesan mirip sorot lampu, kaligrafi Arab dengan huruf warna itu tertulis memanjang dari lantai hingga dinding. Cukup besar ukurannya, hingga hampir memenuhi satu ruang pamer seluas setengah lapangan bulu tangkis itu.

Di ruang lain, dengan ukuran yang sama, sebuah kaligrafi Arab juga tergantung di dindingnya. Dibuat di atas media tembaga berukuran 100x70 sentimeter, karya milik Rispul itu sama dengan kalimat yang tertulis, Yasin.

Bersama puluhan karya 72 perupa yang lain, dua karya itu merupakan bagian karya seni visual yang dipamerkan dalam Festival Seni Islam di Jogja National Museum yang berlangsung 6-8 Mei 2011. Tak hanya diisi dengan seni kaligrafi Arab, namun juga simbol keagamaan, baik dalam bentuk dua dimensi (lukisan) maupun tiga dimensi (patung).

Arif Budiman, Managing Director PT Petakumpet Creative Network, mengawali kurasinya tentang karya yang dipamerkan dengan sebuah pertanyaan, "Bagaimana seni menurut Islam dan Islam menurut seni?" Bagi dia, Islam masih cenderung dipahami sebagai baju (packaging) untuk berkomunikasi dengan audiens. Jadi, banyak karya yang tampil terkesan meminjam simbol yang sering dipersepsikan khalayak sebagai representasi Islam. "Jilbab, peci, sajadah, Palestina, jihad," tulisnya, memberi contoh dalam catatan kuratorial.

Menurut Arif, tak semua karya yang ditampilkan adalah potret ideal karya Islam. Tapi, dia berharap karya yang ditampilkan dalam festival ini menuju kepada karya yang lebih baik. "Sebuah langkah panjang dari sebuah langkah awal," ujarnya.

Banyak karya dalam pameran memang lebih menonjolkan simbol keislaman. Karya lukis Muhammad Andik, misalnya, berjudul Rukun Islam ke-5. Dia melukis di atas kanvas 200x150 sentimeter tentang keriuhan umat Islam menunaikan ibadah Haji di Masjidil Haram Mekah. Dia menggambarkan manusia yang menyemut dengan titik pusatnya bangunan berbentuk kubus yang bernama Kakbah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, tak sedikit pula, dalam pameran bertema Dengan Islam Ku Belajar itu ditampilkan karya yang tak ada sangkut pautnya dengan simbol keagamaan, namun tetap terkait dengan aktivitas agama. Misalnya, karya M. Husaini Hadi berjudul Lebih Memuliakan Manusia. Dengan media kertas foto berukuran 60x30 sentimeter, dia menampilkan gambar sosok orang. Satu berbaju resmi, berjas dan berdasi yang diidentifikasi sebagai seseorang yang akan bertemu atasannya dan orang yang lain berbaju trendi, celana jins, berkaos dirangkap kemeja tak berkancing. Gambar kedua orang itu diidentifikasikan sebagai seseorang yang hendak menemui pacar.

Pakaian kedua sosok tersebut jauh lebih rapi dibandingkan gambar yang ketiga. Sesosok orang berpakaian jins belel dengan kaos oblong kumal. Mau ketemu Tuhan. Salat.

Atau karya tiga dimensi Cok Arok Subayo. Cukup dengan menampilkan patung sandal yang terbuat dari kayu, dia seakan mengingatkan kita untuk menghormati ibu. Tentu saja, menghormati ibu adalah sikap yang selalu dianjurkan semua agama. Untuk karya sandal itu, dia memberi judul Yang Dekat dengan Surga.

ANANG ZAKARIA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

33 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

40 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.