Lakon wayang yang biasa dikenal masyarakat Jawa dengan kisah Arjuna kawin itulah yang terakhir kalinya dibawakan Ki Timbul Hadiprayitno, dalang senior asal Patalan, Jetis, Bantul. Sang Cermo Manggolo, demikian gelar yang disandang Ki Timbul, membawakan dalam sebuah pementasan di Desa Karanggayam, Bantul, penghujung April lalu.
Usai pementasan terakhirnya itu, kesehatan Ki Timbul menurun. Rabu malam dua pekan lalu, dia dilarikan ke Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta. Penyakit paru-paru dan bronkitis yang dideritanya tak lagi bisa kompromi. Tiga hari dirawat, Ki Timbul minta pulang ke rumah. “Rawat jalan saja,” kata Kasidi Hadiprayitno, putera keduanya menceritakan.
Seolah sadar ajalnya sudah dekat, dia mengajukan sebuah permintaan pada Kasidi. Seperti lakon terakhirnya, Arjuna Kawin, dia meminta rencana perkawinan cucunya, Niken Warsiki (puteri Kasidi) dan calon suaminya, Wahyu Nur Pratama, dipercepat. Padahal pernikahan keduanya semula direncanakan berlangsung tahun depan. “Kalau tidak, bisa menyesal seumur hidup,” kata Kasidi, yang menjabat guru besar di Institut Seni Indonesia Yogyakarta, menirukan ucapan bapaknya saat itu.
Tak ingin menyesal, pernikahan pun digelar, Jumat (6 Mei 2011) pekan kemarin. Lepas resepsi pernikahan sehari sesudah akad nikah, Sabtu (7 Mei 2011), pagelaran ketoprak klasik pun berlangsung meriah. “ (pementasan ketoprak) Itu juga permintaan bapak,” kata Gesang Sudrasono, anak Ki Timbul yang lain.
Pesta besar sudah berlangsung. Permintaan sudah terpenuhi. Senin malam kemarin, kesehatan Ki Timbul justru kian memburuk dan bertambah kristis. Sejak pukul 20.00 WIB, menurut Gesang, bapaknya tak lagi bisa bercakap-cakap. “Bapak hanya menunjuk-nunjuk.”
Dan, sekitar lima jam kemudian, Ki Timbul Hadiprayitno, dalang tiga jaman itu berpulang, tepat pukul 01.15 WIB, Selasa dini hari tadi. Dia meninggalkan dua orang istri dan delapan anak kandung. Selasa siang hampir sore, jenazahnya dimakamkan di tempat pemakaman umum di desa Panjang Jiwo, Bantul, di samping makam istri ketiganya yang telah berpulang pada Desember 2004 lalu. Selamat jalan Ki Timbul.
ANANG ZAKARIA