TEMPO Interaktif, Jakarta - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan sejumlah titik lemah bangsa ini, di antaranya sektor keadilan sosial dan keadilan ekonomi. "Kalau kita perbaiki, maka titik lemah tersebut akan hilang dan radikalisme itu tidak akan muncul," kata JK, panggilan akrabnya, usai menerima pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat di kediaman pribadinya, Jalan Brawijaya No 6, Jakarta Selatan, Rabu 11 Mei 2011.
Titik lemah lainnya, kata JK, adalah kemiskinan, ketimpangan kesejahteraan serta masalah penegakan hukum. "Penerapan hukum yang tidak kuat merupakan titik yang harus diperbaiki oleh pemerintah," kata mantan Ketua Umum Partai Golkar itu.
Adapun mengenai adanya gerakan radikal di Indonesia, Kalla meyakini gerakan radikal tersebut tidak dipelihara. "Ada bibit, ada sejarah. Bibit itu masih ada. Begitu ada ladang yang subur, akan tumbuh," kata Kalla. "Saya tidak yakin pemerintah memelihara atau memberikan kesempatan kepada radikalisasi."
Dia pun menyarankan agar titik-titik lemah bangsa itu diperbaiki. "Saya sarankan kepada pemimpin bangsa untuk memperbaiki kelemahan bangsa ini," kata Jusuf Kalla.
Pertemuan tersebut dihadiri pimpinan MPR RI, antara lain Ketua Majelis Taufiq Kiemas dan Wakil Ketua Majelis Hajrianto Tohari. Menurut Hajrianto, kedatangan pimpinan MPR itu dalam rangka mengundang Jusuf Kalla untuk hadir pada Peringatan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2011 mendatang.
"Mengundang beliau (JK) agar bisa hadir sekaligus pimpinan MPR juga meminta kepada JK untuk memberikan pidatonya pada hari tersebut," kata Hajrianto.
ANT | DIM