TEMPO Interaktif, Jakarta - Tim forensik Mabes Polri memastikan teroris dari kelompok bom Cirebon yang tertembak di Sukoharjo, Jawa Tengah, kemarin, 14 Mei 2011, adalah Hendro Yunianto. Kepastian diperoleh Polri setelah dilakukan tes DNA terhadap salah satu jenazah. “Kami sudah dapat data pembandingnya,” kata Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Anton Bahrul Alam dalam keterangan pers di kantornya, Minggu, 15 Mei 2011.
Jenazah Hendro, kata Anton, dipastikan tetap berada di Semarang dan tak akan dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati. Seperti diberitakan, Hendro tewas dalam penggerebekan oleh tim Detasemen Khusus 88 Antiteror, kemarin, di Desa Sanggrahan, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah. Dalam penggerebekan, Densus juga melumpuhkan terduga teroris lainnya, Sigit Qordhowi.
Ahli forensik Polri, Komisaris Besar Anton Castilani menambahkan, data pembanding diperoleh tim forensik dari orang tua Hendro, Manto Sumarto dan Marinem. Namun, hingga saat ini, Polri belum bisa memastikan identitas jenazah lainnya. Alasannya, polisi belum memperoleh data pembanding dari pihak keluarga Sigit.
“Kami masih belum menemukan data pembanding berupa DNA dari keluarga Sigit, terutama kedua orang tua dan anaknya. Keluarganya masih kami cari. Rumahnya masih dikunci. Kami harap keluarganya bisa membantu Polri,” jelas Anton Bahrul.
Ia menjanjikan Polri secepatnya akan mengumumkan ke publik kepastian identitas terduga teroris. “Kami punya 14 hari untuk menyelesaikan proses DNA. Kami usahakan 2-3 hari ini selesai,” ujarnya.
ISMA SAVITRI