Menurut Herjanto, naiknya permintaan mobil bekas bukan hanya terjadi pada merek-merek, yang selama ini menjadi incaran konsumen, seperti Avanza dan Xenia. Tapi sudah merembet ke semua jenis, termasuk produk buatan Malaysia, semacam Proton. "Produksi mobil baru berkurang, sehingga masyarakat beralih ke mobil bekas," ujar dia.
Dengan kondisi itu, Herjanto optimistis penjualan selama Mei lebih dari 2.500 unit. Jauh lebih tinggi ketimbang penjualan normal bulanan antara 1.500-2.000 unit. Tahun lalu penjualan di salah satu bursa mobil bekas terbesar Ibu Kota itu sekitar 1.500 unit per bulan. Adapun target selama 2011 bakal melejit dari 24 ribu menjadi 30 ribu per unit.
Antusiasme pembeli mobil bekas turut dinikmati pula oleh Mobil88, anak usaha PT Astra Internasional di unit penjualan mobil bekas. Rata-rata penjualan hingga Mei 1.800 unit per bulan. Tahun lalu penjualan 17 ribu unit. Pada 2011, Mobil88 memprediksi penjualan menembus 25 ribu unit. "Kami optimistis bisa mencapai target itu," kata General Manager Mobil88, Leovan Widjaja.
Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi mengakui tsunami Jepang menyebabkan pasokan suku cadang dalam negeri terganggu. Akibatnya produksi industri otomotif turun sejak April. "Industri otomotif mulai berproduksi normal lagi pada Mei ini," kata Budi beberapa waktu lalu.
Sejumlah produsen berharap pada kuartal ketiga industri komponen Jepang Jepang kembali pulih sehingga produksi otomotif di Tanah Air terpacu lebih tinggi. Presiden Direktur PT Astra Daihatsu Motor Sudirman Maman Rusdi memprediksi produksi pada kuartal kedua ini merosot sekitar 10 persen dibandingkan kuartal pertama.
Tingginya permintaan mobil bekas akan terus terjadi hingga menjelang Lebaran. Apalagi permintaan dari sejumlah daerah ikut melonjak. Biasanya permintaan stok mobil untuk Lebaran baru ramai pada Juni. Namun, kini permintaan stok dimajukan menjadi Mei. “Mereka takut kehabisan stok saat mendekati Lebaran," tutur Herjanto.
Saat permintaan konsumen tinggi, pasokan mobil bekas malah tersendat. Menurut Leovan, kelangkaan pasokan lantaran pemilik mobil menunda penjualan. "Karena pasokan mobil baru belum jelas, mereka menunda menjual mobil lamanya. Ini yang mengakibatkan pasokan berkurang," ujarnya. Kondisi tersebut membuat pengusaha pontang-panting mencari pasokan.
Langkanya pasokan di tengah permintaan yang tinggi, jelas ikut mengerek harga jual. Kondisi tersebut terjadi sejak April. Leovan mengatakan, harga merangkak naik sekitar 2-8 persen hingga menjelang Lebaran. Momentum hari raya mengatrol penjualan sampai 20 persen. Setelah Lebaran, itu pun jika produksi mobil baru kembali lancar, harga kembali normal.
AGUNG SEDAYU | BOBBY CHANDRA