TEMPO Interaktif, Jakarta - Ekonom Universitas Indonesia, Faisal Basri, menyatakan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tak pernah memperhatikan pembangunan pedesaan. "Lain dengan jaman Pak Harto yang sebentar-sebentar ke desa," ujarnya dalam diskusi Evaluasi 13 Tahun Reformasi dan 18 Bulan Pemerintahan SBY- Boediono, Ahad 15 Mei 2011.
Pernyataan Faisal Basri ini menanggapi hasil survei Indo Barometer yang diluncurkan pada diskusi itu. Dalam survei ini, M Qodari, Direktur Eksekutif Indo Barometer, menyatakan bahwa ternyata hanya 31 persen masyarakat yang menyatakan bahwa era reformasi lebih baik dibandingkan orde baru. "Sedangkan 27,2 persen menyatakan sama saja dan 28,2 persen menyatakan lebih buruk," ujarnya. Sedangkan 13,6 persen menyatakan tidak tahu.
Ketidakpuasan masyarakat terhadap era reformasi, lanjut Qodari, terutama terjadi di bidang kesejahteraan sosial. "Sebanyak 54,5 persen masyarakat merasa perubahan di bidang kesenjangan ekonomi belum terpenuhi," ujarnya.
Selain itu, 51,4 persen masyarakat juga menyatakan bahwa perekonomian yang ada saat ini belum berpihak kepada industri kecil dan menengah. Sedangkan untuk anggaran pendidikan, meskipun telah menyentuh angka 20 persen dari APBN, masyarakat masih merasa belum cukup dilaksanakan dengan baik. "30,6 persen masyarakat menyatakan belum ada perubahan dalam bidang pendidikan," ujarnya.
Menanggapi data ini, Faisal Basri menyatakan bahwa kegagalan agenda reformasi yang dirasakan masyarakat juga sedikit banyak disumbangkan oleh pemerintah SBY. Ia menuturkan, kesenjangan ekonomi yang semakin meninggi saat ini merupakan bentuk kegagalan pembangunan sektor pedesaan dalam pemerintahan SBY. "Dua pertiga masyarakat miskin itu adanya di pedesaan," ujarnya.
Ia berpendapat, selama ini pemerintah hanya memikirkan pembangunan sektor perkotaan dibanding pedesaan. "Yang dibangun hanya jalan tol, bandara udara. Tidak ada pembangunan bendungan baru, kondisi irigasi di pedesaan juga banyak yang hancur tapi tidak pernah diperhatikan," ujarnya. "Padahal presiden adalah seorang doktor di bidang pertanian," lanjutnya.
FEBRIYAN