“Porsi ekspor naik karena harga nikel sedang tinggi,” kata Sekretaris Perusahaan Antam, Gatot Aris Munandar, saat dihubungi Senin, 16 Mei 2011.
Penjualan Antam pada kuartal pertama berupa 1,73 ton emas; 1,672 juta wet metric ton (wmt) bijih nikel, 2.209 tonNi feronikel. Sebanyak 39 persen penjualan disumbang oleh emas, perak, dan jasa pemurnian.
Sekitar 33 persen dari bijih nikel, 27 persen feronikel, dan 1 persen bauksit. “Bauksit bukan produksi, hanya sisa tahun lalu,” katanya.
Antam butuh dana Rp 3,9 triliun untuk belanja modal tahun ini. Sebagian besar berasal dari pinjaman bank. Dana tersebut akan difokuskan pada lima proyek utama yaitu proyek Chemical Grade Alumina Tayan (nilai proyek Rp 3,856 triliun).
Lalu FeNi Halmahera (Rp 13,712 triliun), modernisasi dan efisiensi pabrik feronikel Pomalaa, Sulawesi Tenggara (Rp 3,856 - 4,285 triliun), proyek Nickel Pig Iron Mandiodo (US$350-400 juta), dan proyek Smelter Grade Alumina Mempawah (Rp 8,57 triliun).
AKBAR TRI KURNIAWAN